Jakarta, CNN Indonesia —
Jonathan Christie kalah dari Anders Antonsen pada laga final China Masters 2024 di Shenzhen Gymnasium, Minggu (24/11) sore waktu Indonesia.
Tendangan kencang membuka peluang Jonatan di hadapan Antonsen. Memimpin lebih awal bukan berarti pertandingan akan mudah bagi Jonathan. Setelah menyamakan skor menjadi 3-3, andalan Indonesia tetap tertinggal.
Dari keunggulan 3-2, Jonatan tertinggal 3-8. Kesalahan Jonathan dan refleks bagus Antonsen membuahkan poin bagi pemain Denmark itu.
Jonathan mampu mengambil dua poin, namun kembali mendorong bola terlalu jauh dan menghancurkannya, memberi Antonsen satu poin. Jonatan tertinggal 5-11 saat jeda di game pertama.
Kesalahan observasi Jonathan menambah poin Antonsen. Berkembangnya shuttlecock milik Jonatan juga turut andil dalam hilangnya keunggulan lawan.
Jonathan tampak menyerah pada game pertama, berulang kali melakukan kesalahan pada bola dan gagal melakukan tendangan yang disambar Antonsen.
Setelah tertinggal 6-16, Jonatan kembali mampu mencetak gol. Kali ini giliran Antonsen yang berkali-kali melakukan kesalahan. Drive yang dia pukul sering kali keluar batas.
Setelah Jonatan mendapat poin ke-11, Antonsen mampu terus mencetak poin. Jonatan tertinggal 11-18 akibat rebound melebar dan shuttle shot yang membentur net.
Berhasil mengambil dua poin, Jonatan gagal melakukan umpan silang. Kedudukannya 13-19. Jonatan kembali berhasil meraih dua poin dan skor menjadi 15-19, namun pengembaliannya kembali melebar. Sempat tertinggal 15-20, Jonatan tak mampu memulihkan tembakan Antonsen dan kalah 15-21 di game pertama.
Jonatan seharusnya bisa unggul lebih dulu di awal game pertama, namun Antonsen berhasil menyamakan kedudukan. Setelah skor 4-2, Jonatan tertinggal 4-5.
Skor kembali imbang, pertandingan berlangsung alot. Jonathan dan Antonsen saling bertukar poin. Jonatan memimpin, Antonsen kembali menyusulnya. Skuad Latihan Nasional PBSI sempat tertinggal 8-11 pada permainan periode kedua.
Skor Antonsen tidak mengganggu Jonathan. Unggulan keenam itu terus berusaha merebut poin dari lawannya yang merupakan unggulan ketiga di China Masters 2024.
Jarak tiga titik adalah pemisahan. Jonathan menciptakan model yang cukup bagus, namun solusi akhirnya masih belum maksimal. Pukulan smash yang melebar, net yang tersangkut di jaring, atau drop shot yang tidak masuk ke area lawan menambah poin bagi Antonsen.
Jonatan harus mengakui keunggulan Antonsen di game terakhir ini setelah kalah 13-21 di game kedua.
(tanpa/tanpa)