Jakarta, CNN Indonesia —
DPR III. Wakil Ketua Panitia Ahmed Sahroni meminta polisi mengusut temuan PPATK terkait dugaan kegiatan keuangan ilegal Ivan Sugianto.
Ivan merupakan pelaku intimidasi dan pelecehan terhadap siswa SMA Kristen Gloria 2 berinisial EN di Surabaya. Sahroni menjenguk Ivan yang ditahan di Polrestabes Surabaya.
Dalam kesempatan tersebut, Sahroni mengingatkan seluruh orang tua agar menyelesaikan permasalahan anak dengan kedewasaan. Dia meminta orang tuanya untuk tidak menggodanya.
“Jika ada kasus di bidang hukum, silakan menempuh jalur hukum, jangan bersikap ‘takut’ sendiri. Oleh karena itu, selidiki saja kasus Ivan ini dengan baik. Termasuk temuan PPATK kemarin, ada tanda-tanda kejahatan keuangan.” Nah, mohon terus dicermati,” kata Sahroni dalam keterangannya, Minggu (17/11).
Politisi NasDem itu berharap para orang tua bisa mendidik anaknya agar bullying tidak menjadi hal yang lumrah. Namun menurut Sahroni, menguntit termasuk dalam lingkup kejahatan.
“Nah, sebagai orang tua, kita harus mendidik anak-anak kita untuk tidak berperilaku seperti ini. Bullying adalah kejahatan, jadi ada hukumannya. Ini tidak bisa ditoleransi,” ujarnya.
Ivan ditetapkan sebagai tersangka karena diduga melakukan pelecehan terhadap EN. Putra E.N., teman sekolahnya, bercanda bahwa rambutnya terlihat seperti pudel, sehingga Ivan sepertinya tidak mengambilnya.
Konon Ivan yang tidak diterima datang ke EN di sekolah. Ia bahkan memaksa anak di bawah umur itu untuk meminta maaf dengan membungkuk dan menggonggong.
Belakangan, PPATK juga memblokir akun Ivan. PPATK memblokir beberapa akun terkait Valhalla Spectclub Surabaya yang diklaim milik Ivan.
Namun PPATK tidak membeberkan detail kasus yang menyebabkan pemblokiran rekening PPATK terkait pengusaha Surabaya tersebut.
“Iya, (rekeningnya) juga kami blokir,” kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana saat dikonfirmasi Kamis (14/11) lalu. (thr/sfr)