Jakarta, CNN Indonesia –
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya siap melakukan “kompromi yang adil” meski tidak akan membuat konsesi apa pun untuk mengakhiri perang di Ukraina.
“Kami tidak akan membuat konsesi apa pun di sini, tidak akan ada perdagangan,” kata Putin dalam wawancara dengan televisi pemerintah Rusia, yang disiarkan pada hari Jumat setelah KTT BRICS di Kazan.
“Kami siap melakukan kompromi yang masuk akal, namun saya belum ingin membahas detailnya saat ini karena belum ada negosiasi konkrit,” kata Putin, seperti dilansir Miami Herald.
Komentar pemimpin Rusia itu menandakan semakin besarnya kepercayaan terhadap Kremlin seiring dengan kemajuan pasukannya di Ukraina timur dan bukti kelelahan perang di antara beberapa sekutu Kiev.
Wawancara tersebut dilakukan saat Putin menjadi tuan rumah pertemuan terbesar para pemimpin dunia di Rusia sejak ia melancarkan invasi habis-habisan ke Ukraina pada Februari 2022.
Beberapa peserta KTT BRICS berbicara tentang perlunya meredakan konflik, namun tidak ada yang menentang Putin.
“Setiap hasil harus berpihak pada Rusia,” kata Putin. “Itu harus dimulai dengan realitas yang tercipta di medan perang,” lanjutnya.
Istilah ini mengacu pada wilayah Ukraina yang diduduki oleh pasukan Rusia yang kini diklaim Putin secara ilegal sebagai bagian dari negaranya. Ukraina dan sekutunya mengatakan Putin tidak menunjukkan tanda-tanda siap mengakhiri serangan dan merundingkan penyelesaian.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menegaskan kembali bahwa negaranya tidak dapat menerima konflik yang membeku atau menukar wilayah dengan perdamaian, meskipun beberapa pihak telah memintanya untuk mengakhiri perang dan mulai mendesak untuk menetapkan persyaratan tertentu.
Dalam wawancara tersebut, Putin mengatakan bahwa dia melihat perubahan dalam cara negara-negara Barat memandang konflik tersebut.
“Kemarin dia mengatakan bahwa penting bagi Rusia untuk mencapai kekalahan strategis,” ujarnya. Namun, hari ini retorikanya telah berubah. Putin juga mengatakan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberinya proposal baru di Kazan untuk menjamin keselamatan kapal di Laut Hitam, meskipun saya tidak mempelajarinya.