Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Akses Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika memastikan pembangunan Satelit-2 Republik Indonesia (SATRIA-2) terus berlanjut dan dirancang sebagai satelit kembar atau pasangan geostasioner.
Kepala Departemen Satelit dan Akses Internet BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika Harris Sangidun mengatakan, kedua satelit tersebut akan diberi nama SATRIA-2A dan SATRIA-2B.
“Kedua satelit ini dirancang untuk menyediakan layanan internet berkecepatan tinggi dengan total bandwidth 300 gigabit per detik. Tujuan utama diciptakannya satelit ini adalah untuk meningkatkan kualitas layanan internet di Indonesia agar koneksi internet lebih stabil dan cepat. kata Harris, Jumat (19/10), seperti dilansir ANTARA.
Menurutnya, proyek SATRIA-2 masuk dalam daftar pinjaman luar negeri utama tahun 2024 – Green Book sesuai perintah Kepala Bappenas No. Kep.25/M.PPN/HK/04/2024.
Ia mengatakan, sedang dilakukan koordinasi antara BAKTI Kominfo dan Bappenas untuk memperkenalkan SATRIA-2 guna melengkapi kinerja Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1).
Selain itu, timnya mengoordinasikan pekerjaan dalam meninjau permintaan dan memantau perkembangan teknologi di masa depan untuk memastikan konektivitas digital di Indonesia.
Sebelumnya pada awal tahun 2024, Direktur Jenderal BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika Fadilla Matar mengatakan, SATRIA-2 sebenarnya sedang dibangun agar dapat berkomunikasi dengan SATRIA-1 yang sudah beroperasi sebelumnya dengan menggunakan pinjaman dana perjanjian. skema.
Wanita yang diketahui bernama Inda ini mengatakan, kemungkinan besar SATRIA-2 akan diakuisisi paling lambat pada tahun 2025 karena adanya skema pinjaman luar negeri, karena ada perbedaan skema bunga pinjaman luar negeri Rp.
“Sebelum tahap perjanjian pinjaman, kami akan menghubungi pemasok untuk meminta informasi. Setelah menandatangani perjanjian pinjaman, kami akan dapat melakukan deposit. Oleh karena itu, jika disetujui, proses pengadaan akan dimulai paling lambat tahun 2025,” kata Indah, Jumat (8/3).
Investasi pengembangan SATRIA-2 diperkirakan sekitar US$ 860 juta (Rs 13,3 triliun) (vws)