Jakarta, CNN Indonesia —
Fisikawan telah mengungkapkan bahwa perjalanan waktu, baik ke masa depan atau ke masa lalu, dapat dilakukan tanpa menimbulkan kontradiksi. bagaimana kamu ingin melakukannya?
Pertanyaan tentang kemungkinan perjalanan waktu menjadi topik menarik dalam dunia sains, meski belum ada yang melakukannya.
Fenomena ini sering ditampilkan dalam film-film seperti Back to the Future atau The Terminator yang menampilkan konflik logika seperti ‘paradoks kakek’. Paradoks ini menjelaskan dilema bahwa jika seseorang kembali ke masa lalu untuk mencegah kelahiran orang tuanya, bagaimana dia bisa eksis untuk bepergian?
Namun penelitian yang dilakukan Germaine Tauber dari Universitas Queensland di Australia menunjukkan bahwa paradoks ini dapat dihindari.
Pada tahun 2020, Tober mengajukan gagasan bahwa ruang-waktu mampu beradaptasi untuk menghindari anomali. Dengan kata lain, meskipun tindakan di masa lalu mungkin mempengaruhi peristiwa, hasil akhirnya tidak akan mengganggu kesinambungan sejarah.
“Tidak peduli seberapa keras Anda mencoba menciptakan kontradiksi, kejadian akan selalu beradaptasi untuk menghindari kontradiksi,” kata supervisor Tobar, Fabio Costa, seperti dilansir Science Alert, Sabtu (16/11).
Misalnya, jika seseorang kembali ke masa lalu untuk menghentikan penyebaran suatu penyakit, penyakit tersebut masih dapat menyebar melalui jalur lain. Dengan demikian peristiwa tersebut tetap terjadi dan tidak timbul kontradiksi.
Teori ini menyatakan bahwa apa pun yang dilakukan penjelajah waktu, kenyataan terus-menerus menyesuaikan untuk menjaga konsistensi.
Penelitian ini didasarkan pada matematika kompleks yang menggabungkan konsep proses deterministik dengan kurva mirip waktu tertutup (CTC), seperti yang diprediksi oleh teori relativitas Einstein. Pembimbing Tobar, Fabio Costa menjelaskan, hasil penelitian ini mendukung kebebasan bertindak dalam perjalanan waktu tanpa bertentangan.
“Secara matematis, semuanya cocok dan hasilnya mendekati ranah fiksi ilmiah,” kata Costa.
Dalam model ini, tidak ada batasan tindakan bagi penjelajah waktu, namun alam semesta akan memastikan tidak terjadi konflik.
Meskipun perjalanan waktu secara teoritis mungkin dilakukan, realisasi teknologi pembengkokan ruang-waktu masih jauh dari kenyataan. Saat ini ide mesin waktu hanya ada dalam bentuk perhitungan matematis.
Namun, tokoh seperti Stephen Hawking berpendapat bahwa perjalanan waktu suatu hari nanti mungkin menjadi kenyataan.
“Namun, teori relativitas umum Einstein memprediksi adanya putaran waktu, atau perjalanan waktu, di mana suatu peristiwa dapat terjadi di masa lalu dan masa depan, sehingga secara teoritis mengubah studi tentang dinamika.” jelas Tobar.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Classical and Quantum Gravity ini memberikan wawasan baru bahwa perjalanan waktu tidak hanya mungkin terjadi tetapi juga mungkin terjadi tanpa kontradiksi.
“Apa pun yang Anda coba lakukan untuk menciptakan kontradiksi, alam semesta akan beradaptasi untuk menghindarinya,” jelas Costa. (wnu/dmi)