Yogyakarta, CNN Indonesia —
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, pihaknya akan terus berupaya mendorong rekor warisan budaya UNESCO. Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu dari empat tugas lembaga yang dipimpinnya dalam hal pemajuan kebudayaan.
Tugas ini didasarkan pada hukum n. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang menjadikan Kementerian Kebudayaan bertanggung jawab terhadap Perlindungan, Pembinaan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Kebudayaan.
“Hal ini tidak hanya untuk mendapatkan pengakuan internasional, tetapi juga untuk memperkuat jati diri bangsa, melestarikan keanekaragaman budaya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui warisan budaya yang dikelola dengan baik,” kata Fadli Zon di Yogyakarta, Sabtu (23/11).
“Indonesia, salah satu negara dengan keanekaragaman budaya terkaya di dunia. Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah memiliki tradisi, kearifan lokal, seni dan praktik budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Warisan adalah bukti budaya takbenda tersebut. bangsa yang harus kita rawat bersama,” ujarnya.
Fadli Zon mengatakan, berdasarkan data Kementerian Kebudayaan, kekayaan budaya Indonesia berupa warisan budaya yang tergolong nasional berjumlah 228 warisan budaya. Sementara itu, sebanyak 2.213 warisan budaya takbenda telah ditetapkan di tingkat nasional.
Prestasi ini tentu menjadi sebuah kebanggaan, namun juga mempunyai tanggung jawab yang besar untuk memastikan budaya-budaya tersebut tetap hidup, relevan dan diamalkan oleh generasi mendatang, kata mantan Wakil Ketua DPR RI ini.
Berdasarkan situs resmi UNESCO per 26 November 2024, Indonesia telah mengakui sebanyak 13 situs warisan budaya.
Ke-13 warisan budaya tersebut adalah keris dan wayang yang diakui pada tahun 2008, batik dan mbatik tahun 2009, angklung tahun 2010, tari saman tahun 2011, tas noken papua tahun 2012, tiga tari bali tahun 2015, pinisi panjang tahun 2019, silattun pennic, tahun 2017. tahun 2020, gamelan tahun 2021, dan a obat herbal pada tahun 2023.
Selain daftar tersebut, Pemerintah Indonesia beberapa tahun lalu mengusulkan beberapa warisan budaya menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO (ICH), seperti tari Reog Ponorogo, kebaya, dan alat musik dari Minahasa, Kolintang.
“Kebaya merupakan proyek kerjasama dengan Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Thailand,” kata Fadli Zon.
Sedangkan Kolintang direncanakan dengan skema perluasan yang bersifat tambahan. Pasalnya Mali, Burkina Faso, dan Pantai Gading pertama kali merekam alat musik mirip Kolintang yang disebut Balafon.
Beberapa karya budaya takbenda Indonesia telah terpasang beberapa tahun lalu, seperti Kolintang pada tahun 2023 dan Reog Ponorogo pada awal tahun 2024.
Namun hingga November 2024, belum ada kabar dari UNESCO terkait permintaan Indonesia tersebut.
(selesai/selesai)