Jakarta, CNN Indonesia —
Ivan Sugianto kini harus menghadapi hukum menyusul tindakannya yang mengancam siswa Sekolah Menengah Kristen Gloria 2 (SMAK) Surabaya EN yang terpaksa berlutut dan berteriak.
Diketahui bahwa ancaman tersebut dilaporkan kepada pihak berwenang oleh seorang guru dan dia ditangkap.
fun-eastern.com memaparkan beberapa fakta terkait penangkapannya sebagai berikut: Dia ditangkap di Bandara Juanda.
Ivan ditangkap di Bandara Internasional Juanda pada Kamis (14/11) pukul 16.00 WIB oleh petugas gabungan kepolisian dan satgas keamanan bandara.
Usai ditangkap, ia langsung dibawa ke Mapolrestabes Surabaya untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Humas Polda Jatim Kompol Dimanto mengatakan, dia ditangkap pihak berwajib sekembalinya dari Jakarta.
Ayolah, rekan-rekan saya juga tahu kalau yang bersangkutan berasal dari Jakarta, kata Dimanto yang ditangkap Kamis sebagai tersangka.
Dalam kasus ini, polisi menetapkannya sebagai tersangka. Keputusan itu diambil setelah penyidik memeriksa sebelas saksi dan materi perkara.
“Setelah memeriksa 11 orang saksi, Reserse Polrestabes Surabaya menyusun berkas perkara, dan setelah gelar perkara, saudara saya ditetapkan sebagai tersangka,” kata Timanto.
Pada tahun 2002 Undang-Undang Republik Indonesia No. Sebagaimana telah diubah pada nomor 23, ia tunduk pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 35 Pasal 80 Ayat (1) dan/atau Pasal 335 KUHP (Pasal 335) dijerat. ) 1) Angka 1 KUHP.
Setelah diperiksa lebih lanjut, Ivan langsung dijebloskan ke Polrestabes Surabaya
Sebelum menangkapnya, dia meminta maaf atas perbuatannya. Permintaan maaf tersebut disampaikan Evan dalam video berdurasi 2 menit 33 detik.
“Saya Ivan Sugiando, sebagai orang tua Excel, saya ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya. Dan mohon maaf sebesar-besarnya atas tindakan dan kegaduhan yang terjadi,” kata Ivan dalam video yang diperoleh wartawan di Surabaya.
Ivan meminta maaf kepada SMAK Gloria School, N dan orang tua N. Mereka meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kebingungan yang ditimbulkan atas tindakan mereka.
Namun dalam video tersebut, Ivan mengaku akan segera menyerahkan diri ke Polrestabes Surabaya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia percaya bahwa orang-orang akan memaafkannya atas perbuatannya.
“Saya akan segera menyerahkan diri ke Polrestabes Surabaya. Saya berharap seluruh masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di Surabaya, memaafkan saya,” ujarnya kepada pihak berwajib.
Polda Jatim enggan berkomentar terkait tudingan keterkaitan dan kedekatannya dengan polisi.
Isu ini tersebar di berbagai media sosial. Mulai dari fotonya bersama petugas Polrestabes Surabaya hingga fotonya di sebuah ruangan di Mapolres, ia diduga sebagai broker judi online (Marcus).
Dimanto enggan berkomentar mengenai hal tersebut. Ivan meminta media fokus pada isu intimidasi.
Makanya pak, media fokus menangani masalah ini, jadi tidak kemana-mana, kata PPATK sambil menonaktifkan akun tersebut.
Di sisi lain, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dikabarkan telah memblokir akunnya.
“Iya, (rekeningnya) sudah kami nonaktifkan,” kata Kepala PPATK Ivan Yustivantana saat dikonfirmasi.
Ia mengatakan, ia juga memblokir beberapa akun yang terkait dengan Valhalla Spectacle Club Surabaya. Menurut laporan, dia adalah pemilik klub tersebut.
“Iya (akun Valhalla Spectaclub disuspend), puluhan (akun), masih terus bertambah, prosesnya masih berjalan,” ujarnya.
Namun Ivan PPATK tidak membeberkan detail kasus yang melibatkan pengusaha Surabaya yang menyebabkan penutupan rekening tersebut.
“Banyak persoalan terkait. Masih dalam proses analisis,” ujarnya. (dia)