Jakarta, CNN Indonesia —
Restoran waralaba Amerika (American) TGI Fridays mengajukan perlindungan pailit pada Sabtu (2/11).
Menurut CNN, langkah ini diambil setelah perusahaan mengalami masalah keuangan jangka panjang dan kegagalan kesepakatan dengan perusahaan Inggris Hostmore.
Dalam pengajuan ke Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Utara Texas, perseroan mencatatkan aset dan liabilitas antara US$100 juta hingga US$500 juta atau setara Rp1,58 triliun – Rp7,92 triliun (diasumsikan dari kurs Rp 1,58 triliun – Rp 7,92 triliun). Rp 15.894 per dolar AS).
TGI Fridays dalam keterangannya menyebutkan penyebab utama kesulitan keuangan perseroan adalah kerugian akibat pandemi Covid-19. Mereka mengatakan pengajuan Bab 11 dilakukan untuk mencari alternatif strategi bagi kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang.
“Langkah selanjutnya yang diumumkan hari ini sulit dilakukan, tetapi perlu untuk melindungi kepentingan para pemangku kepentingan kami, termasuk pewaralaba domestik dan internasional serta anggota tim kami yang berharga di seluruh dunia,” kata Rohit Manocha, ketua eksekutif TGI Fridays dalam sebuah pernyataan.
Kebangkrutan ini berdampak pada induk perusahaan TGI Fridays yang memiliki 39 restoran. Namun, pewaralaba tidak berhak mengontrol lokasi lainnya.
Perusahaan telah mendapatkan pembiayaan untuk menjaga semua restoran beroperasi normal selama proses kebangkrutan.
“TGI Fridays telah berhenti membayar sewa bulan ini kepada pemilik dan pemasok lainnya, sehingga memberikan ruang untuk restrukturisasi,” kata John Bringardner, kepala Debtwire.
Dia menambahkan, perusahaan induk kemungkinan besar harus menutup atau menjual lokasi yang tidak menguntungkan sebagai bagian dari restrukturisasi.
TGI Fridays memulai bisnisnya pada tahun 1965 di New York, AS, sebagai tempat bertemunya para lajang. TGI Fridays juga dikenal sebagai salah satu jaringan besar pertama yang mempopulerkan konsep “happy hour”.
Menunya menawarkan beragam hidangan khas Amerika, termasuk sayap ayam, kentang goreng, dan burger.
[Foto]
TGI Fridays tidak pernah sepenuhnya pulih dari krisis pandemi. Saat itu, restoran tersebut menutup layanan makannya selama beberapa bulan.
Kondisi di atas diperburuk oleh tekanan inflasi terhadap pelanggan kelas menengah yang menyebabkan krisis finansial pada jaringan restoran yang telah berusia enam dekade ini.
Pada Januari 2024, TGI Fridays tiba-tiba menutup puluhan lokasi di AS. Pekan lalu mereka menutup 50 cabang restoran sehingga jumlahnya menjadi 163 cabang.
Sebelum gelombang penutupan tahun ini, TGI Fridays memiliki sekitar 270 lokasi di AS.
TGI Fridays dimiliki secara pribadi oleh Tri Artisan Capital Advisors, sebuah perusahaan ekuitas swasta. Artinya, hasil keuangan tidak dipublikasikan.
Namun, perseroan menyebutkan pada tahun 2023 total penjualan pada tahun 2022 diperkirakan mencapai US$1,6 miliar atau setara Rp 25,35 triliun, dengan penjualan same-store di AS tumbuh 8 persen dibandingkan tahun 2019.
Pada bulan September, operasional TGI Fridays di Inggris juga mengalami kendala. Rencana pengambilalihan yang dilakukan oleh pewaralaba di Inggris gagal dan restoran di sana bangkrut.
Perusahaan tersebut menutup puluhan restoran di wilayah tersebut, menyebabkan ribuan orang kehilangan pekerjaan.
TGI Fridays juga membuka setidaknya lima cabang di Indonesia pada tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Mending Ashraf Sinclair. Namun sejak tahun 2020, semua cabang tersebut telah ditutup secara permanen. (del/asr)