Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden AS Joe Biden akan mengirimkan ranjau darat anti-personil ke Ukraina untuk melawan pasukan Rusia yang bertempur di Kiev.
Seorang pejabat AS mengatakan pada hari Selasa bahwa Biden telah memutuskan untuk memberikan ranjau anti-personil kepada Ukraina untuk memperkuat pertahanan Kiev terhadap serangan Rusia.
Dia mengatakan keputusan Biden diambil setelah presiden menegaskan bahwa Ukraina hanya akan menggunakan ranjau di wilayahnya, tetapi tidak di wilayah padat penduduk.
Tambang yang akan dikelola bersama disebut “tambang tidak berkelanjutan”. Tambang ini tidak lagi aktif setelah jangka waktu tertentu setelah baterai habis.
Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Kementerian Pertahanan Ukraina, dan Kementerian Pertahanan Federasi Rusia belum memberikan komentar, seperti dilansir kantor berita Reuters.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Biden baru-baru ini meningkatkan dukungannya terhadap Ukraina yang saat ini sedang melalui titik kritis akibat perang dengan Rusia.
Pasukan Ukraina mulai melakukan serangan balik setelah pasukan Rusia mendapat bala bantuan dari pasukan Korea Utara untuk merebut kembali wilayah Kursk, wilayah di Rusia barat yang sebagian direbut dari Ukraina.
Pasukan Ukraina juga baru-baru ini tidak mampu menahan serangan Rusia yang menargetkan kota-kota di Ukraina timur, yang dikatakan telah menonaktifkan jaringan listrik dan senjata pada suhu dingin.
Pada Minggu (17/11), Biden juga memberi wewenang kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang wilayah Rusia.
Rusia awalnya memperingatkan bahwa rudal jarak jauh yang diproduksi negara-negara Barat di wilayah mereka menunjukkan perang terbuka antara Rusia dan NATO.
Amerika Serikat tidak akan pernah mengizinkan Ukraina menggunakan senjata-senjata ini untuk menyerang wilayah Rusia. Amerika Serikat mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jenis ini di wilayah independennya, termasuk semenanjung Krimea, yang kini dikuasai Kremlin, sehingga memungkinkan Moskow menyerang Amerika Serikat dengan senjata nuklir.
Ukraina dilaporkan pertama kali menyerang Rusia pada Selasa (19/11) dengan rudal jarak jauh ATACMS milik Amerika Serikat. Sumber militer Ukraina mengatakan kepada kantor berita Ukraina RBC bahwa militer Kiev telah membawa sejumlah rudal tersebut .ditembak di wilayah Bryansk. arah benda.
Rusia membenarkan serangan ini pada hari yang sama melalui pernyataan Kementerian Pertahanan (Kemhan). Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukan Ukraina “menyerang sebuah objek di wilayah Bryansk” menggunakan rudal balistik ATACMS buatan AS.
Rusia juga berjanji akan membalas serangan Ukraina atas serangan tersebut, melihat situasi saat ini sebagai “fase baru” perang antara Barat dan Rusia (blq/read).