Jakarta, CNN Indonesia.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan masa operasinya di Jalur Gaza Palestina akan berakhir dalam waktu dekat.
Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan UNRWA akan segera tidak dapat menjalankan tugasnya.
“Saya tidak akan menyembunyikan fakta bahwa kita mungkin mencapai titik di mana kita tidak bisa lagi bertindak,” kata Lazzarini pada konferensi pers di Berlin, seperti dikutip Al Jazeera.
Lazzarini tidak menjelaskan apa yang menyebabkan lembaga penyalur bantuan ke Palestina tidak bisa melanjutkan operasinya.
Ia juga tidak merinci waktu pasti terjadinya situasi tersebut.
“Kita sudah sangat dekat dengan titik kritis yang mungkin terjadi. Kapan hal itu akan terjadi? Saya tidak tahu. Tapi kita sudah sangat dekat dengan titik kritis tersebut,” katanya.
Sejak dimulainya agresi Israel pada Oktober 2023, UNRWA telah menjadi organisasi kemanusiaan yang berulang kali disentuh oleh negara Zionis.
Israel menuduh sejumlah personel UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Negara-negara pendukung Israel secara bertahap menghentikan pendanaan bantuan kepada UNRWA.
Setelah UNRWA dituduh terlibat dalam serangan 7 Oktober, UNRWA segera melakukan penyelidikan terhadap stafnya. Badan tersebut akhirnya memecat sejumlah pegawai yang diduga terlibat dalam insiden tersebut.
Meskipun ada pemecatan staf yang dicurigai melakukan kesalahan, situasi UNRWA semakin memburuk. Badan tersebut kehilangan sumbangan dari dua donor besar, yaitu Amerika Serikat dan Jerman.
Faktanya, UNRWA adalah badan PBB yang dibentuk untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina yang menjadi pengungsi akibat perang.
Badan ini hampir seluruhnya didanai oleh sumbangan, kecuali hibah terbatas PBB, yang hanya digunakan untuk menutupi biaya administrasi.
Melihat situasi UNRWA yang semakin kritis di tengah konflik kekerasan yang semakin meningkat di Gaza, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres turun tangan.
Guterres meminta negara-negara donor untuk kembali berdonasi ke UNRWA untuk menjamin nasib warga Gaza yang berada di ambang bencana.
Namun, negara-negara Barat tetap teguh.
Permasalahan UNRWA tidak berhenti sampai disitu saja. Juli lalu, Israel menetapkan UNRWA sebagai organisasi teroris. Baru-baru ini, negara Zionis bahkan menyetujui rancangan undang-undang yang melarang UNRWA beroperasi di Israel.
UNRWA saat ini beroperasi di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza. Badan ini juga beroperasi di Yordania, Lebanon dan Suriah, serta negara-negara tetangga tempat warga Palestina melarikan diri selama Nakba dan tragedi lainnya.
UNRWA masih aktif di Jalur Gaza. Badan tersebut saat ini sedang melakukan vaksinasi polio kepada anak-anak Palestina, dengan lebih dari 64.000 anak tercatat telah menerima vaksinasi dan sekitar 51.000 anak telah menerima dosis vitamin A. (blq/rds)