Surabaya, CNN Indonesia –
Kader PDI Perjuangan (PDIP) Muhammad Nur Arifin atau Mas Ibin menjelaskan penampilannya bersama calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa, saat berkunjung ke Trengalik, Jumat (11/1).
Ia menilai hal tersebut tidak kontroversial meski ia merupakan calon pemimpin dan calon gubernur di Trincalik yang didukung Partai PDIP. Hal itu diungkapkan Eben usai mengisyaratkan sikapnya berbeda terhadap arah dukungan partainya.
Partai berlambang biru tersebut adalah Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) sebagai calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilgub Jatim saat ini, dan diusung secara enteng oleh kelompok lain.
Sebenarnya tidak ada alasan untuk menimbulkan kontroversi, kata Eben saat dikonfirmasi fun-eastern.com, Jumat malam (11/1).
Menurut Eben, Belkada simultan yang menggabungkan Belgup dan Belbop sekaligus membuat situasi semakin pelik. Khususnya terkait dukungan terhadap partai politik lokal, tidak konsisten antara tingkat provinsi dan kewilayahan.
Sebagai satu-satunya kandidat sekuler yang didukung oleh beberapa partai politik di Tringalik Bilpop, Ebin mengaku wajib bekerja sama dengan partai pendukung, termasuk yang mewakili calon gubernur dari berbagai kubu.
Katanya, “Karena saya satu-satunya calon, saya mendapat dukungan semua parpol, apalagi hasilnya akan sama dengan semua calon gubernur dan wakil gubernur.”
Karena itulah Eben mengatakan sebaiknya dia menghadiri pertemuan yang akan dihadiri Khafifah di Trengalik. Menurutnya, hal tersebut merupakan bagian dari proses politik dan tidak bisa diabaikan begitu saja.
“Ya, ini untuk menghormati kebijakan yang saya buat di daerah,” ujarnya.
Menjelaskan posisi kedua jari
Eben pun menjelaskan bagaimana busana Islami dua jari yang dikenakannya saat bertemu Khaifa. Menurutnya, kedua terbitan tersebut merupakan respons yang mengejutkan karena memiliki nomor seri yang sama dan bukan merupakan dukungan politik terhadap Khafifah.
“Kalau soal dua jari, saya punya dua angka. Jadi, saya punya nomor yang sama [seperti Khofifa]. Waktu itu saya sering bilang, ‘Tahukah Anda, nomor Mas Eben itu berapa?’ ‘ ‘Saat mereka mengangkat jari, mereka mengambil gambar,’ katanya.
Ditambahkannya: “Acaranya, acara Muslimah NU. Ibu-ibu bergembira, dan ada beberapa laki-laki yang memakai baju muslim. Rasanya seperti ngobrol dengan ibu-ibu muslimah yang mendoakan saya.”
Meski terlihat bersama Khofifah di depan umum, Ebin tetap mengatakan bahwa sebagai Ketua dan Ketua Umum PDIP (DPC) di Trengalik, ia bekerja keras untuk mengalahkan Risma Gus Hans di daerahnya.
“Hari ini saya juga menggandeng rekan-rekan DPC PDIP untuk mengkaji bagaimana roadmap kemenangan Bu Risma bisa memenangkan daerah 57-62 persen di Kabupaten Trengalik,” jelasnya.
Bersiaplah untuk menghadapi konsekuensinya
Apalagi, kata Eben, sejauh ini belum ada teguran serius yang dikeluarkan PDIP. Ia mengatakan pihaknya meminta klarifikasi hanya untuk memahami konteks pertemuannya dengan Khafafa.
“Nah, kalau saya mendapat peringatan, yang saya dapat cuma [seperti] ‘Ada apa ini?’
Eben menambahkan, bertahannya dirinya di Khofifah hanyalah soal kehormatan politik karena didukung banyak kelompok di Tringalik. Oleh karena itu, mungkin masih ada calon kajub atau kajub lainnya.
“Kalau nanti Bu Lulock datang, PKB minta kerja sama, tidak mungkin saya tidak datang. PKB juga akan dukung saya. Ya, ini hasil dukungan besar dari kelompok,” ujarnya.
Meski demikian, Mas Ebin mengaku siap mengikuti aturan dan ketentuan partai, termasuk keputusan PDIP nantinya yang akan ada konsekuensi atas perbuatannya.
“Tentu partai harus punya aturan, dan partai harus punya pengadilan. Apapun keputusan partai, jika ada pelanggaran, saya akan cinta partai dan bangga dengan hasilnya. katanya.