Jakarta, CNN Indonesia –
Makam dan monumen bersejarah India, Taj Mahal, diselimuti kabut seiring polusi udara parah melanda negara Asia Selatan itu pada Kamis (14/11).
Reuters melaporkan, bangunan Taj Mahal di kota Agra hampir tidak terlihat karena buruknya kualitas udara di kawasan tersebut. Menurut data portal penilaian kualitas udara Swiss IQAir, kota Agra saat ini memiliki indeks kualitas udara sebesar 174.
Menurut penilaian IQAir, kualitas udara dikatakan baik bila mencapai nilai indeks 0 hingga 50.
Selain Taj Mahal, Kuil Emas di negara bagian Punjab juga diselimuti kabut akibat polusi berat di sana.
Penerbangan ke Delhi juga ditunda karena langit berkabut. Situs pelacakan Flightradar24 menunjukkan bahwa 88% keberangkatan pesawat dan 54% kedatangan pesawat di Delhi tertunda.
Beberapa wilayah di India, terutama negara tetangga Pakistan, telah terkena dampak polusi udara yang parah selama beberapa waktu.
Polusi udara “beracun” ini juga menyebabkan banyak orang menderita penyakit pernafasan.
Menurut dokter anak asal wilayah Fazilka Punjab, Sahab Ram, sebagian besar pasiennya adalah anak-anak. Mereka menderita alergi, batuk, pilek, bahkan serangan asma akut.
Menurut Anadolu Agency, polusi udara di India semakin meningkat, terutama dengan datangnya musim dingin. Memang benar, para petani di New Delhi biasanya membakar tunggul tanaman, sehingga meningkatkan emisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara dan fasilitas industri di sekitar kota.
Polusi di New Delhi juga mencatatkan nilai indeks 430 selama dua hari berturut-turut. Nilai tersebut diperkirakan akan tetap stabil hingga Jumat (15/11) mendatang.
Selain India, Pakistan juga terkena dampak polusi udara yang serius, khususnya di kota Lahore. Pada hari Kamis, kota ini dinobatkan sebagai kota paling tercemar di dunia dengan indeks 1.162.
Pemerintah setempat juga melarang sebagian besar kegiatan di luar ruangan, menetapkan jam buka, dan menutup sekolah serta tempat wisata. (blq/DNA)