Jakarta, CNN Indonesia —
CEO Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rif’an meyakini Pramono Anung-Rano Karno bisa memenangkan pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta dalam satu putaran jika memenuhi sejumlah syarat.
Pernyataan itu disampaikan Ali menanggapi pertemuan Anies Baswedan dengan Pramono-Rano, Jumat (15/11) lalu. Ali meyakini Pilgub DKI saat ini mungkin hanya akan berlangsung satu putaran setelah rapat istimewa.
“Saat ini hampir semua lembaga keilmuan menyatakan Pramono-Rano unggul. Jadi ada potensi putaran, tapi tidak otomatis,” kata Ali saat dihubungi, Minggu (17/11).
Ali membeberkan sejumlah faktor yang menentukan apakah Pilgub DKI akan berjalan satu putaran. Pertama, eksodus massal pendukung Anies ke Pramono-Rano. Ia mengaku pesimis pilkada digelar satu putaran jika curahan dukungan tidak masif.
Kedua, kata dia, terjadi stagnasi elektoral pada gubernur kedua Dharma Pongrekun-Kun Wardhana. Menurut Ali, jika peluang keduanya terpilih tetap di angka 3-5 persen, maka peluang maju ke putaran kedua masih terbuka lebar.
Namun, jika jajak pendapat Dharma Kund meningkat, katakanlah 10 persen, otomatis tur tersebut menjadi sulit, katanya.
Ali beberapa waktu lalu mengetahui, kunjungan Pramono-Rano ke kediaman Anies merupakan upaya penggunaan kekerasan agar pilgub digelar satu putaran. Apalagi keduanya sama-sama memimpin berdasarkan hasil sejumlah jajak pendapat.
Menurut Ali Ridwan, Camilla-Suwono saat ini sedang dalam situasi sulit. Selain tren elektoral yang menurun, Ali juga melihat mesin kerja partai RK-Suswono juga tidak stabil.
“Kalau kita lihat RK-Susvo, berarti parpol pengusungnya sudah ditinggalkan. Padahal kalau bicara dukungan di DKI, mayoritas adalah RK-Suswono. Tapi saya melihat mesin partai tidak bekerja maksimal,” ujarnya.
Namun Ali mengemukakan kemungkinan bahwa dinamika tersebut dapat berubah dua minggu lagi sebelum pemungutan suara pada 27 November. Dia mengidentifikasi dua faktor. Pertama, dari segi demografi, wilayah-wilayah di Jakarta mudah diakses sehingga perubahan dinamika politik bisa langsung dirasakan masyarakat.
Kedua, Ali berpendapat bahwa debat juga merupakan variabel kuat dalam mengubah peta politik dan pemilu. Karenanya, dia yakin segalanya bisa terjadi di dua pekan tersisa.
“Jadi kalau ditanya apa yang mempengaruhi naik turunnya Pilkada Jakarta, pertama, secara geografis mudah untuk masuk ke DKJ. Kedua, infiltrasi informasi menjangkau masyarakat awam dengan sangat cepat. Ketiga, berbeda dengan daerah lain, debat para kandidat sangat berpengaruh, katanya.
(thr/sfr)