Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Indonesia Prabowo Subianto menunjuk politisi Partai Golkar Wihaji sebagai Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Wihaji mulai saat ini akan mendampingi Prabowo dan wakilnya Gibran Rakabuming di Kabinet Merah Putih selama lima tahun ke depan.
Bagi kebanyakan orang, Nama Vihaji masih eksotik. Namun nyatanya, politikus Partai Golkar ini bukanlah orang baru di kancah politik Indonesia. Vihaji sebelumnya menjabat sebagai kepala daerah sebelum resmi diangkat menjadi menteri yang menangani masalah kependudukan dan keluarga. Berdasarkan laman resmi Kabupaten Batang, Vihaji lahir pada 22 Agustus 1976 di Sargen dan merupakan mantan Bupati Batang periode 2017-2022. Ia menikah dan memiliki tiga anak.
Wihaji melanjutkan studinya di Universitas Negeri Jakarta hingga jenjang doktoral dengan fokus pendidikan pada bidang pengelolaan lingkungan hidup.
Karir politiknya dimulai dari awal. Sebelum para Menteri memasuki pasar, Ia merupakan staf profesional DPR Partai Golkar daerah pemilihan Jawa Tengah IV. Ia kemudian mendapatkan jabatan sebagai Wakil Sekretaris Jenderal di DPP Partai Golkar. Setelah sekian lama bekerja di DPR, ia mencoba bertarung di Pilkada Batang. Pada tahun 2017, ia dipilih oleh Batang untuk memimpin daerah tersebut.
Mengutip berbagai sumber, Vihaji meraih kesuksesan besar selama menjabat sebagai Gubernur Batang. Prestasi tersebut salah satunya adalah di bidang pemerintahan dan pelayanan publik. Kami juga berulang kali mendapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait laporan keuangan pemerintah daerah. Pendapat tersebut telah diraihnya selama enam tahun berturut-turut, yang mencerminkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan di sektornya. Mengurus pendidikan formal dan ekstrakurikuler.
Bukan tanpa alasan Prabowo diangkat menjadi menteri di bidang keluarga. Semasa menjabat Bupati Batang, Wihaji dikenal sebagai sosok yang mengedepankan pengembangan sumber daya manusia. Kami juga menaruh perhatian besar pada peningkatan karakter generasi muda. Hal itu terbukti pada tahun 2018 saat ia diberi kesempatan mengajar di SMP Negeri 2 Batang. Saat itu, ia mengimbau para mahasiswa tidak hanya berprestasi di bidang akademik, namun juga mengedepankan karakter dan nilai-nilai bangsa. Selama menjabat sebagai Gubernur, Vihaji sering mengunjungi sekolah-sekolah. Ia mengajar di banyak sekolah dan terjun langsung untuk mengetahui karakter pemuda di daerahnya.
Usaha Vihaji tidak sia-sia. Sekarang, Vihaji mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menangani masalah pertumbuhan bisnis dan keluarga. Pelayanannya terpisah dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Vihaji dan kementeriannya memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam lima tahun ke depan. Salah satu hal terpenting adalah mengatasi masalah dwarfisme.
Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, menargetkan penurunan jantung berdebar hingga 14 persen pada tahun 2024. Namun berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, jantung berdebar masih 21,5 persen.
Belum lagi angka kelahiran yang masih di atas target. Indonesia sendiri berupaya menjaga angka kesuburan total (TFR) tidak lebih dari 2,1.
Sementara itu, Angka TFR Indonesia mencapai 2,18. Keluarga berencana merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah angka kelahiran. (TST/ASR)