
Jakarta, CNN Indonesia —
Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah memuji kehadiran BP Danantara.
Ia juga meminta Kementerian BUMN tidak mematikan industri rakyat.
“Misi BUMN itu promosi. Bukan mencari untung, berkompetisi lalu mematikan industri rakyat. Ini salah!” Hal itu ditegaskan Fahri dalam sambutannya di Menara BTN, Jakarta Pusat, Jumat (29/11).
Fahri menegaskan, negara tidak boleh terpenjara seperti perusahaan konstruksi. Apalagi, Presiden Prabowo Subianto kini berkomitmen membangun 3 juta rumah setahun untuk masyarakat Indonesia.
Ia menegaskan, keberadaan negara harus menjadi regulator yang memberikan kemudahan bagi masyarakat. Fahri berjanji, pemerintah tidak mau bersaing dengan swasta dalam rencana pembangunan perumahan.
“BUMN hati-hati dalam memposisikan diri. Jangan bersaing dengan rakyat, tidak bisa. Kerja BUMN itu promosi. Oleh karena itu, kita menatap ke depan, dengan lahirnya Danantara, kita bagi misi BUMN menjadi tiga.” jelas Fahri.
Pertama, BUMN tidak mungkin rugi. Hal ini terutama menyangkut perusahaan milik negara yang mengelola sumber daya alam (SDA) Indonesia.
“Kalau hilang pasti pencurian. Enggak mungkin sumber daya alamnya hilang. Buka saja dan dijual,” jelasnya.
Kedua, Fahri menyinggung BÜMN yang sama sekali tidak menguntungkan. Ini sebagian besar adalah perusahaan yang menerima pesanan dari negara di sisi layanan.
Ketiga, BUMN yang letaknya di tengah. Dia mencontohkan masuknya Fahri Perum Perumnas ke dalam kelompok ini.
Di sisi lain, Badan Pengelola Investasi Energi (Danantara) Anagata Nusantara baru didirikan pada masa pemerintahan Presiden Prabowo. Badan baru ini akan mengelola tujuh BUMN raksasa.
Ketua Danantara Muliaman Hadad mengatakan ketujuh BUMN tersebut adalah PT Pertamina, PT PLN, BRI, BNI, Mandiri, PT Telkom dan MIND ID.
(skt/sfr)