
Jakarta, CNN Indonesia –
Desa Nepo di Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan menyimpan banyak kekayaan alam. Sayangnya, sebagian besar hasil panen dijual mentah.
Melihat situasi tersebut, salah satu warga kota Neba bernama Superman melakukan hal baru. Salah satunya dengan mengolah bijinya menjadi produk siap pakai yang diberi nama ‘kacang nepo’.
Diakui Sufarman, usaha yang dijalankannya sejak tahun 2022 ini bermula dari banyaknya produk pertanian yang dijual ke luar daerah. Darimana idenya berasal?
“Saya melihat banyak sekali hasil pertanian di desa yang dijual ke luar negeri, sehingga muncullah ide untuk mengolahnya sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan sekolah tanah air,” kata Suparman, Senin ( 25/11).
Seiring berjalannya waktu, Kacang Nepo Superman hadir dalam berbagai rasa yang unik. Seperti kacang renyah, kacang tersembunyi dan gula pasir, kacang disko, kacang tempe dan lain-lain yang memberikan rasa manis dan renyah.
Dengan kemasan yang sederhana, produk ini mendapat dukungan dari BRI melalui program Desa BRILian pada tahun 2023.
Di sini BRI memberikan pelatihan di bidang pemasaran, pengemasan, dan pemanfaatan teknologi digital. Berkat promosi ini, produk Kacang Nepo menjadi lebih menarik dan digemari.
Program Desa BRILian BRI memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan usaha Suparman. Pelatihan khusus dari BRI dan kerjasama dengan Dinas Pariwisata membantu Suparman dalam meningkatkan kualitas produk terutama dari segi rasa dan kemasan agar mampu bersaing di pasar.
Selain itu, UMKM BRI Desa Nepo juga dilengkapi dengan teknologi digital seperti QRIS yang memungkinkan penggunaan dana nontunai dan memudahkan akses pasar yang lebih luas.
“Untuk pemasaran ke toko lokal dan supermarket lebih mudah dengan QRIS,” kata Suparman.
Ia juga mengatakan, penggunaan teknologi ini akan mempercepat proses perdagangan dan memudahkan pelanggan dalam membeli.
Saat ini Kacang Nepo yang berpenghasilan hingga sepuluh juta per bulan menjadi sumber pendapatan utama Superman dan sebagian orang yang bersamanya.
Dengan meningkatnya permintaan, Suparman berniat memperluas tim dan menambah jumlah warga yang terlibat dalam produksi.
“Mudah-mudahan UMKM yang ada di masyarakat kita semakin maju dan banyak masyarakat yang bisa merasakan manfaatnya,” ujarnya gembira.
Suparman juga menyampaikan harapannya agar produk lokal seperti kacang Nepo tidak hanya populer di dalam negeri, tetapi juga bisa menjadi brand makanan populer Desa Nebo yang lebih dikenal.
“Kami ingin kacang-kacangan tersebut sampai ke desa dalam kemasan yang memiliki nilai tambah, namun tidak lebih berbahaya,” tegasnya.
Dengan produk yang semakin dibutuhkan, Suparman bercita-cita membawa kacang Nepo ke pasar nasional.
Direktur Usaha Kecil BRI Supari menyoroti komitmen BRI sebagai bank yang fokus di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Peran BRI tidak hanya sebagai lembaga keuangan yang memberikan nilai ekonomi, tetapi juga memberikan nilai sosial dalam hal penguatan aktivitas setiap dunia usaha dan penguatan organisasi kemasyarakatan,” ujarnya.
“Pemberdayaan masyarakat pedesaan merupakan suatu hal yang perlu dicermati secara matang, mengingat masih minimnya pembangunan pedesaan di Indonesia dan merupakan tantangan bersama, kami berharap program ini dapat menjadi platform yang dapat dimanfaatkan secara efektif oleh seluruh desa dan UMKM. Di dalamnya mereka yang pada akhirnya “dapat mendorong pembangunan masyarakat di Indonesia,” tegas Supari.