Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan sejumlah wilayah di Jabodetabek berpotensi mengalami hujan lebat bahkan banjir, seperti yang terjadi empat tahun lalu.
Kondisi ini disebabkan musim hujan saat ini bertepatan dengan fenomena La Nina yang meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen dari normalnya yang terjadi pada akhir tahun hingga awal tahun 2025.
“Saat ini kita sedang memasuki musim hujan dan puncak musim hujan di sebagian wilayah Sumatera dan Jawa terjadi pada akhir Desember. Kemudian di sebagian wilayah puncak musim hujan terjadi pada bulan Januari,” kata Dwikorita, Rabu. 4/12).
Artinya, dalam perjalanan pulang ke Nataru kita sedang berada atau mendekati puncak musim hujan, ujarnya kemudian.
Menurut dia, BMKG juga menemukan adanya pergerakan udara dingin dari ketinggian Siberia. Fenomena ini berpotensi melanda Indonesia.
Dwikorita menjelaskan, “Sejak pekan lalu, kami mendeteksi potensi hembusan udara dingin yang berasal dari ketinggian Siberia. Kemudian diperkirakan akan bergerak menuju wilayah Indonesia mulai Desember.”
“Pendaratannya diperkirakan sekitar 20 hingga 29 Desember,” imbuhnya.
Medan dingin menyebabkan angin kencang, air pasang, dan hujan lebat. Peningkatan kecepatan angin dan gelombang pasang ini terutama terjadi di Laut Natuna.
Di wilayah barat Indonesia, cuaca dingin ini, dalam skenario terburuk, dapat menyebabkan banjir besar melanda Jakarta pada tahun 2020.
Lalu kalau mendarat di Indonesia bagian barat yakni Jawa Barat, Lampung, lalu Banten, DKI. Skenario terburuknya adalah peningkatan curah hujan, kata Dwikorita.
Misalnya yang terjadi pada tahun 2020, bulan Januari, yang paling parah saat itu adalah banjir Jabodetabek. Karena kita melihat hembusan udara dingin.
Sekadar informasi, di Jakarta pada Januari 2020, ratusan wilayah terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 350 cm.
Akibat fenomena alam tersebut, 390 RW terendam banjir di 151 kelurahan dari 35 wilayah Jakarta dalam waktu 4 hari, hingga air surut total. Sebanyak 83.406 orang terkena dampaknya. DKI menyebutkan 36.445 orang mengungsi akibat banjir dan 19 orang meninggal dunia dari 269 tempat.
(sungai/mikrofon)