Jakarta, CNN Indonesia —
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoava Gallant, pada Rabu (20/11).
Perintah ini dikeluarkan setelah kekerasan Israel di Gaza menewaskan lebih dari 44 ribu warga Palestina di Gaza, termasuk perempuan dan anak-anak.
Menanggapi perintah ini, beberapa negara di dunia menyatakan siap membantu ICC menangkap Netanyahu. Negara-negara tersebut akan menangkap Perdana Menteri berusia 75 tahun tersebut jika ia kedapatan mengunjungi negaranya.
Berikut daftar terbaru negara yang bersedia membantu ICC menangkap Netanyahu yang dihimpun fun-eastern.com.
Kanada
Kanada mengatakan akan menangkap Netanyahu dan Gallant jika mereka berhasil mencapai Ottawa. Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan partainya akan mematuhi keputusan ICC.
“Pertama, seperti yang selalu dikatakan Kanada, sangat penting bagi semua orang untuk menghormati hukum internasional. Ini adalah sesuatu yang kami serukan sejak awal konflik,” kata Trudeau kepada kelompok media di Toronto, menurut Anadolu. Kantor, Kamis (21/11).
Trudeau juga mengatakan bahwa Kanada adalah salah satu anggota pendiri ICC. Oleh karena itu, kata dia, segala perintah aparat penegak hukum akan didukung dan dilaksanakan setiap saat.
Yordania
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan semua negara harus menghormati dan melaksanakan keputusan ICC.
Ia menilai keputusan ICC menangkap Netanyahu sebagai bentuk keadilan bagi rakyat Palestina.
“Warga Palestina punya hak atas keadilan,” kata Safadi, seperti dilansir Al Jazeera.
Belanda
Holland juga menceritakan kisah serupa. Menteri Luar Negeri Caspar Veldkamp mengatakan pemerintah akan menghormati semua keputusan ICC
Belanda, katanya, juga akan mengejar surat perintah penangkapan Perdana Menteri Netanyahu dari ICC.
“Kami tidak akan menjalin hubungan serius dan kami akan mengikuti surat perintah penangkapan. Kami sepenuhnya mematuhi Konvensi ICC Roma,” kata Veldkamp.Italia.
Italia juga telah mengonfirmasi akan menangkap Netanyahu atau Gallant. Menteri Luar Negeri Antonio Tajani mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan keputusan ICC yang menangkap Netanyahu karena melakukan genosida di Gaza.
“Kami adalah teman Israel, tapi saya pikir kami harus menghormati hukum internasional,” kata Tajani kepada wartawan di sela-sela KTT G7.
Namun, dia mengatakan ada “banyak keraguan hukum” dalam surat perintah penangkapan Netanyahu yang dikeluarkan ICC pekan lalu. Sebab, menurutnya, Perdana Menteri Netanyahu tidak akan datang ke negara tersebut untuk menangkapnya.
“Ada banyak keraguan hukum, dan menurut pendapat saya, mencapai hal itu sangat penting karena Netanyahu tidak akan pergi ke negara di mana dia bisa ditangkap,” lanjut Tajani, menurut laporan Times of Israel.
Irlandia
Perdana Menteri Irlandia Simon Harris mengatakan partainya menghargai kerja ICC dan akan memastikan penangkapan Netanyahu.
“Ya, tentu saja. Kami mendukung pengadilan internasional dan penangkapan mereka,” kata Harris, seperti dilansir Reuters.
Swiss
Kantor Hukum Federal Swiss mengatakan pihaknya mempunyai kewajiban untuk bekerja sama dengan ICC berdasarkan Statuta Roma.
Oleh karena itu, pihak berwenang Swiss harus menangkap Netanyahu atau Gallant jika mereka memasuki negara ini dan memulai ekstradisi ke pengadilan Inggris.
Inggris menyatakan akan mematuhi perintah ICC untuk menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika ia menginjakkan kaki di London.
Meski demikian, Inggris akan terus menjalin kontak dengan Netanyahu untuk membahas banyak masalah, termasuk gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina.
Menteri Luar Negeri David Lammy mengatakan timnya akan terus berbicara dan bertemu dengan Netanyahu untuk membahas beberapa masalah, salah satunya adalah gencatan senjata di Gaza dan bantuan kemanusiaan untuk Palestina.
“Saya yakin ini adalah masalah serius yang memerlukan intervensi kita di pemerintahan,” kata Lammy, Rabu (27/11), menurut Reuters.
Prancis dan Austria berubah pikiran
Sebelumnya, Prancis dan Austria masuk dalam daftar negara yang siap membantu ICC menangkap Netanyahu. Namun, kedua negara telah berubah pikiran. Mereka tidak ingin membantu ICC menangkap Netanyahu.
Prancis mengatakan Netanyahu kebal dari surat perintah penangkapan dari ICC.
Sementara itu, Austria mengatakan surat perintah penangkapan Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Gallant tidak dapat dipahami.
“Kita tidak boleh lupa bahwa konflik di Gaza tidak seimbang: di satu sisi ada Israel, satu-satunya negara demokratis di Timur Tengah dan di sisi lain ada kelompok teroris yang tujuan utamanya menghancurkan negara Israel” dia dikatakan. Menteri Luar Negeri Austria. (isa/bac)