Jakarta, CNN Indonesia —
Umat Islam hendaknya menyucikan diri dengan berwudhu sebelum beribadah. Masyarakat perlu membersihkan untuk mencuci muka, tangan, kepala dan kaki.
Namun, beberapa kesalahan dalam penghapusan dapat menyebabkan penolakan layanan. Ada banyak hal yang dapat mencegah penghapusan.
Hal ini juga terdapat dalam hadis Nabi Muhammad SAW.
Tuhan memberkati
Yaitu:
“Allah tidak akan menerima doa salah satu dari kalian jika dia berada di alam maut sampai dia bersuci.” (HR Bukhari)
Perlu diketahui bahwa wudhu merupakan bagian dari taharah yang berarti bersuci dari hadah dan najis, baik yang kasat mata maupun yang kasat mata yang meniadakan wudhu.
Simak beberapa hal yang menolak untuk dihapus, seperti laman NU Online dan berbagai sumber.1. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh
Sesuatu yang keluar dari tubuh membatalkan wudhu sepenuhnya. Misalnya kencing, buang air besar, mandi, air, kotoran atau kotoran.
Namun, wajar jika sebagian wanita yang sedang kelelahan dan hamil mengeluarkan lendir dari perutnya. Dianggap tidak membatalkan wudhu dan dapat melaksanakan shalat seperti biasa.2. Tidur nyenyak
Berbaring dengan posisi memudahkan keluarnya angin dapat membatalkan wudhu.
Hindari posisi seperti berbaring miring atau duduk miring ke satu sisi pinggul.
Menurut Shafwan bin ‘asal, Rasulullah SAW mengibaratkan tidur dengan proses buang air besar dan kecil.
كا nae一 سول اله مي (..a
Yaitu:
“Selama perjalanan Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk melepas alas kaki (sepatu) selama tiga hari tiga malam, kecuali junub, (dan diperbolehkan memakainya) saat makan, buang air kecil, dan tidur.” (HR Ahmad, An Nasa’i, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim meriwayatkan pidato di atas dengan tidur nyenyak dan tidak ada seorang pun yang mengetahui atau melihatnya.
3. Hilangnya kesadaran
Jika Anda melihat orang yang bersih-bersih tetapi tidak bodoh, mabuk, atau dalam pengaruh obat-obatan, ingatkan dia untuk bersih-bersih lagi.
Dikutip dari Fikih Sunnah Wanita karya Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim dikatakan keadaan ini lebih buruk dari berbaring.4. Menyentuh anggota laki-laki bukanlah mahram
Sentuhan sekecil apa pun antara kulit laki-laki dan perempuan bukan mahram langsung membatalkan wudhu. Segera kembali melakukan pembersihan dan higienitas yang baik serta menghindari kontak fisik dengan non mahram.5. Menyentuh tubuh
Jangan menyentuh perut Anda setelah selesai mencuci. Menyentuh perut atau tubuh orang lain dapat membatalkan wudhu.
Dalam hadis riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban, Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut.
مَنْ مَسَّذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ
Artinya: “Barangsiapa yang menyentuh perutnya, hendaknya membersihkannya tanpa ada pantangan apapun.” (HR Abu Daud, An Nasa’i dan Tirmidzi)
Namun jika seorang wanita hanya menyentuh perutnya dengan benda seperti kain atau benda lain, maka hal itu tidak membatalkan wudhunya. Hal yang sama berlaku bagi wanita yang menyentuh tubuh bayinya 6. Ada darah
[Gambar]
Prof. Tercatat dalam Fiqhul Islam wa Adillatuhu karya Dr. Wahbah Az-Zuhaili, bahwa sesuatu yang tidak mengalir pada dua bagian, seperti darah, nanah, dan nanah bercampur darah, dapat berakhir dengan wudhu.
Tidak diterima wudunya jika ada satu atau dua tetes darah.
Hal ini serupa dengan sabda Nabi: “Wudhu wajib dilakukan untuk seluruh darah yang mengalir.”7. Ada keraguan
Keraguan dapat membatalkan wudhu. Jika ada yang membersihkan tetapi tidak bening, maka pencucian harus diulang.
Pendapat Maliki mengatakan, barang siapa yang yakin dirinya bersih kemudian ragu akan terjadinya hadah, maka dia harus membersihkannya. Ini termasuk apakah dia tahu dia mempunyai masalah dan ragu bahwa dia sempurna.
Ini adalah beberapa hal yang tidak dapat dihapus. (pl/asr)