Jakarta, CNN Indonesia —
Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dinyatakan tewas pada Rabu (16/10) dalam serangan tentara Israel di Rafah, Gaza.
Yahya Sinwar meninggal lebih dari dua bulan setelah menggantikan mantan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang dibunuh di Teheran Juli lalu.
Pembunuhan Sinwar diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz, yang menuduh Sinwar berada di balik serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Katz mengatakan dalam pernyataan resmi: “Pembunuh massal Yahya Sinwar, yang bertanggung jawab atas pembantaian dan kebrutalan 7 Oktober, dibunuh hari ini oleh tentara Israel.”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak mengumumkan kematian Sinwar hingga keesokan harinya, setelah Israel melakukan tes biometrik dan DNA.
Seorang pejabat mengatakan Sinwar tewas dalam bentrokan dengan tentara Israel. Sementara itu, pihak militer mengatakan dia terbunuh setelah personel melepaskan tembakan dari tank.
Namun, otopsi yang dilakukan Israel baru-baru ini mengungkapkan bahwa Sinwar meninggal karena luka tembak di kepala.
Tanggapan Iran
Utusan Iran untuk PBB mengatakan pembunuhan Sinwar akan menimbulkan perlawanan kuat di Palestina.
“Semangat perlawanan semakin kuat,” kata perwakilan Iran kepada AFP, Jumat (18/10).
“Dia akan menjadi contoh bagi generasi muda dan anak-anak yang akan melanjutkan perjalanan menuju pembebasan Palestina.”
Selama pendudukan dan penyerangan terus berlanjut, katanya, perlawanan akan terus berlanjut.
Perwakilan Iran mengatakan: “Syuhada akan melanjutkan hidupnya dan menjadi sumber inspirasi.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Arakhchi juga mengatakan bahwa pemimpin Hamas adalah inspirasi bagi pejuang perlawanan di seluruh kawasan. Hamas buka suara
Sehari setelah pengumuman kematian Sinwar, Hamas pun membenarkan hal tersebut dari Israel.
Pejabat Hamas Qatar Khalil al-Hayya mengatakan kelompok perlawanan Palestina berduka atas kematian pemimpin Hamas.
“Kami menyampaikan belasungkawa kepada saudara pemimpin besar Yahya Sinwar, Abu Ibrahim yang syahid,” kata Khalil al-Haya dalam keterangan video yang dirilis Al Jazeera, Jumat (18/10).
Hamas juga membenarkan tewasnya komandan Mahmoud Hamdan dan Sinwar dalam perang melawan Israel.
Dalam pernyataan sebelumnya, Haya mengatakan Hamas tidak akan membebaskan para tahanan sampai perang di Gaza selesai.
“Sampai serangan terhadap warga kami di Gaza berhenti, para sandera tidak akan kembali.”
Dia meminta Israel untuk menarik diri dari Gaza dan melepaskan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Haya mengatakan Hamas akan mendapatkan kekuasaan dengan membunuh Sinwar. Sebab, menurutnya Sinwar, seperti para pemimpin Hamas sebelumnya, akan menjadi simbol gerakan tersebut.
(del/dna)