Jakarta, CNN Indonesia —
Wakil Menteri Perumahan dan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah mengatakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani saat ini sedang mengkaji berbagai insentif atau dukungan serta opsi perumahan bagi para tunawisma.
Ia mengatakan, program bantuan perumahan bagi para tunawisma sedang dibahas oleh Kementerian Keuangan.
“Masih banyak kajian lain tentang motivasi, tapi kita tunggu, karena jenderalnya bernama Ibu Sri Mulyani,” kata Fahri di Menara BTN, Jakarta Pusat, Jumat (29 Desember).
Fahri mengatakan, selama ini masyarakat memiliki tiga kelas: kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Presiden Prabowo sangat menekankan pada masyarakat kelas bawah, yang banyak di antaranya tidak diperlakukan dengan baik.
“Pak Ketua sangat hati-hati dalam mengkaji karena sepertinya ini tidak ditangani dengan baik, orang tidak terdaftar, orang tidak terakreditasi, orang tidak terdaftar, dan sebagainya, ini yang perlu kita kaji ulang karena. Hal inilah yang menyebar dari daerah perkotaan hingga daerah kumuh.
Ia menegaskan, pemerintah perlu berhati-hati terhadap masyarakat yang termasuk golongan bawah tersebut. Penyebabnya, masyarakat Indonesia yang tidak memiliki tempat tinggal membanjiri perkotaan.
“(Mereka) tinggal di bawah jembatan, mereka tinggal di trailer, dan sebagainya, ini sedang kita lalui,” tambah Fahri. Karena sistem kelas menengah (class) dan kelas atas (class) sudah ada.”
Di sisi lain, ia menekankan pentingnya memberantas penyelundup tanah. Fahri mengatakan pemerintah harus mampu menyediakan perumahan yang terjangkau.
Peran pemerintah adalah memastikan lahan atau perumahan tersedia untuk masyarakat, tambah Fahri. Meski demikian, dia menegaskan penurunan harga rumah akan bergantung pada perkembangan pasar.
Fahri menegaskan: “Karena begitu kita bisa menyiapkan lahan yang murah, jangka pendek, izinnya mudah, maka harga rumah akan turun.”
“Tugas pemerintah menata diri agar prosedurnya lancar. Tidak ada monopoli, tidak ada oligopoli, tidak ada yang memaksa masyarakat untuk memiliki rumah,” tegasnya.
(skt/pta)