Surabaya, CNN Indonesia —
Hadar Nasir, Ketua Umum Pusat Pemerintahan Muhammadiyah, mengkritisi fenomena agama kini menjadi bagian dari dunia hiburan atau hiburan sosial.
Ia juga berbicara tentang insiden misi baru-baru ini yang menyebabkan “kegaduhan publik”, terutama di media sosial. Peristiwa tersebut melibatkan Miftah Maulana Habiburrahman, seorang khatib sekaligus utusan khusus bidang kerukunan umat beragama dan pembangunan sarana ibadah.
Hal itu diungkapkan Hadar saat menyampaikan pidato pada acara pengukuhan rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) pada Senin (12 September).
Awalnya, Haedar punya banyak pesan untuk civitas UMS. Ada beberapa hal yang disampaikannya, termasuk sifat perilaku yang patut diteladani.
“Amar ma’ruf nahi munkar dan jadilah teladan yang baik. Jadilah amar ma’ruf nahi munkar, tapi juga harus multifaset, tapi punya teladan,” kata Haedar.
Haidar kemudian menyerang kerusuhan misionaris yang baru-baru ini ramai dibicarakan setelah dia mengejek penjual es teh dalam pidatonya.
“Yah katanya, menuduh seseorang berbuat jahat, meminta kebaikan, tapi kelakuannya tidak baik, dan ujung-ujungnya? Jatuh di muka umum. Seperti yang terjadi kemarin, kita harus tahu. Ini contohnya buat kita. , kita tidak boleh melakukan itu,” kata Haidar sambil tertawa, merujuk pada fenomena yang terjadi belakangan ini terkait dengan misionaris.
Ia melanjutkan, agama kini telah menjadi produk hiburan, dan sayangnya, itulah yang dilakukan masyarakat. Berangkat dari hal tersebut, Hadar pun mengajak masyarakat untuk berhenti dan berhenti menyukai hal-hal tersebut.
“Agama sekarang jadi hiburan ya. Tapi masyarakat kita juga suka, dan susah kan? Orang suka bercanda, jadi kita tidak akan maju karena mereka suka bercanda. Serius ya, tapi jangan bercanda. sepanjang waktu,” katanya.
(frd/anak)