Jakarta, CNN Indonesia —
Sebelum kita mengenal agama seperti sekarang ini, masyarakat tradisional yang hidup pada zaman dahulu mempercayai bahwa setiap benda yang ada di bumi mempunyai roh atau jiwa. Ini dikenal sebagai animisme.
Animisme sendiri merupakan kepercayaan masyarakat yang meyakini bahwa setiap benda mempunyai roh atau jiwa.
Masyarakat zaman dahulu, khususnya pada masa berburu dan meramu, mempercayai bahwa benda atau tempat seperti pohon, laut, gunung, batu, dan sungai mempunyai makhluk halus yang dapat melindungi, mengendalikan, mengendalikan, bahkan menghancurkan kehidupan manusia.
Untuk menghormati roh tersebut, mereka melakukan serangkaian upacara atau pemujaan.
Untuk lebih memahami apa itu animisme, simak pengertian, contoh dan perbedaan animisme dan dinamisme yang dirangkum dari berbagai sumber. Definisi animisme
Antropolog Inggris E.B. Tylor adalah orang pertama yang mengemukakan teori animisme. Tylor berpendapat bahwa animisme adalah simbol dari jiwa atau roh. Ia juga percaya bahwa animisme adalah bentuk primitif dari agama atau spiritualitas manusia.
Dikutip dari buku A History of Religion and Belief in the World: From Primitive Beliefs to New Religious Movements (2024) karya Siti Fauzia, animisme berasal dari bahasa latin anima yang berarti kehidupan atau roh.
Dari buku yang sama, animisme diartikan sebagai doktrin atau kepercayaan yang meyakini adanya roh atau kehidupan yang menaungi suatu benda.
Sedangkan buku Rural Sociology karya Sriyana mengemukakan bahwa animisme adalah kepercayaan terhadap roh gaib baik dan jahat yang mendiami suatu benda atau tempat tertentu.
Mudah bagi orang-orang untuk percaya bahwa mereka tidak sendirian di dunia ini, tetapi juga bersama makhluk halus yang mendiami berbagai tempat di sekitarnya, seperti sungai, rumah, pohon, hutan, gunung, bahkan lautan.
Bahkan dalam kepercayaan animisme, fenomena alam merupakan kekuatan yang patut dipuja.
Hal inilah yang membuat masyarakat pada masa itu sangat menghormati dan memuja roh gaib. Pada waktu-waktu tertentu, masyarakat akan melakukan serangkaian upacara atau persembahan yang ditujukan kepada roh gaib.
Contoh animisme
Animisme adalah kepercayaan akan adanya roh yang mendiami benda tertentu. Di Indonesia, kepercayaan terhadap animisme masih bertahan hingga saat ini.
Misalnya, sebagian orang Jawa tinggal di pesisir selatan Laut Jawa. Mereka masih percaya bahwa kerajaan Nyi Rora Kidula terletak di pesisir selatan Laut Jawa.
Sosok makhluk halus Nyi Roro Kodul merupakan bagian dari kepercayaan animisme yang masih sangat melekat. Pada waktu tertentu, mereka akan mengadakan upacara penghormatan kepada penguasa pantai selatan.
Selain itu, ada juga suku Dayak yang masih mempercayai adanya roh baik dan jahat, seperti dikutip dari buku Antropologi: Menemukan Keanekaragaman Budaya.
Roh baik seperti Tempu Toulon dipercaya dapat membantu roh orang yang sudah meninggal agar tidak tersesat dalam perjalanan menuju dunia roh. Kemudian roh penakluk langka yang diyakini maha kuasa.
Di sisi lain, roh jahat masyarakat Dayak, Keryaw (Krian), diyakini menyesatkan dan menyembunyikan masyarakat di dalam hutan. Ada juga semangat Chloe yang menjaga tanah suci.
Membedakan animisme dan dinamisme
Selain paham animisme, masyarakat awam juga paham dinamisme.
Jika animisme percaya bahwa suatu benda atau tempat mempunyai roh gaib yang mampu mempengaruhi kehidupan seseorang, maka dinamisme tidak percaya bahwa suatu benda mempunyai roh, melainkan mempunyai kekuatan yang dapat digunakan untuk suatu tujuan.
Para penganut dinamika percaya pada kekuatan supernatural atau magis yang terdapat pada benda-benda seperti tombak, belati, pedang, jimat atau tempat suci. Benda-benda tersebut diyakini tidak mempunyai roh, namun diyakini mengandung kekuatan gaib.
Animisme biasanya mendominasi masyarakat tradisional karena masyarakat sangat bergantung pada alam dan sumber daya alam untuk kelangsungan hidup.
Tak heran jika upacara atau ritual animisme menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. (Minggu/Februari)