JAKARTA, CNN Indonesia —
Korea Selatan melarang Presiden Yoon Seok-yeol bepergian ke luar negeri setelah mengeluarkan mosi pemakzulan dan secara sepihak mengumumkan darurat militer pada Sabtu (12 Juli).
Larangan perjalanan presiden itu ditegaskan kemarin (12 September) oleh Badan Investigasi Korupsi. Larangan tersebut diberlakukan oleh polisi Korea setelah jaksa mempertimbangkan kemungkinan untuk mendakwa Mr. Yoon dengan upaya menghasut perang saudara dengan mengumumkan darurat militer, namun keputusan tersebut dibatalkan pada tanggal 3 Desember.
Menurut CNN, polisi melarang Yoon bepergian setelah seorang komandan pasukan khusus Korea Selatan meminta maaf karena membantu mengirim pasukan ke Capitol setelah presiden mengumumkan darurat militer. Pengerahan pasukan dimaksudkan untuk mencegah anggota parlemen memberlakukan darurat militer sepihak.
Sementara itu, mantan Menteri Pertahanan Nasional Kim Yong-hyun juga ditangkap polisi. Diduga dia adalah salah satu perencana situasi darurat tersebut.
Tindakan Yoon menyebabkan Majelis Nasional Korea Selatan meloloskan rancangan undang-undang pemakzulan dan menyebabkan protes besar-besaran secara nasional di Kabupaten Ginseng. Namun demikian, setelah anggota Partai Rakyat yang diwakili oleh Yoon meninggalkan ruang konferensi, Majelis Nasional gagal memakzulkan presiden. Faktanya, mosi pemakzulan hanya memerlukan delapan suara dari anggota PPP untuk mencapai dua pertiga mayoritas, karena parlemen saat ini berada di tangan oposisi.
Perwakilan Yoon selamat dari mosi pemakzulan Majelis Nasional, namun masa depan politiknya tidak jelas. Badan tersebut mengumumkan bahwa mereka akan bekerja untuk pengunduran diri Presiden Yoon dan meminta agar presiden diberhentikan untuk melindungi negara dari “bahaya serius”.
Pada hari Sabtu, Yoon mengeluarkan permintaan maaf publik pertamanya sejak upaya darurat militer sepihak. Dia mengakui bahwa keputusannya “menimbulkan kekhawatiran dan ketidaknyamanan” di kalangan masyarakat Korea.
Dalam pidatonya yang berdurasi dua menit, Perwakilan Yoon berkata, “Pernyataan darurat militer ini muncul dari keputusasaan, karena partai pada akhirnya bertanggung jawab atas urusan negara.”
Yun awalnya mengklaim bahwa dia mengumumkan darurat militer untuk mencegah kekuatan komunis Korea Utara memasuki institusi negara. Namun belakangan terungkap bahwa Rep. Yoon melakukan hal tersebut untuk mencegah pemakzulan oleh Majelis Nasional dan menghindari penyelidikan kriminal terhadap dirinya dan istrinya. (rds)