Jakarta, CNN Indonesia —
Pemenang Hadiah Nobel Sastra 2024, Han Kang, memuji keberanian warga Korea Selatan mengungkapkan keprihatinan terhadap negaranya dan menyerukan pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol kali ini.
Ia mengaku terharu dengan tanggapan warga sejak Presiden Yoon mengumumkan darurat militer pada 3 Desember dan memimpin demonstrasi yang menyerukan presiden Korea untuk pergi.
“Saya sangat terkesan dengan kejujuran dan keberanian yang ditunjukkan masyarakat setempat dalam menyikapi kejadian ini,” kata Han Kang, seperti dilansir kantor berita Yonhap, Jumat (13/12).
“Jadi menurut saya situasinya bukan yang terbaik,” katanya, yakin bahwa masalahnya tidak seserius kelihatannya.
Hal itu diungkapkan Han Kang saat menghadiri Malam Nobel di Royal Dramatic Theatre, Stockholm, Jumat (12/12) waktu Swedia.
Han Kang tidak berada di Korea Selatan sejak 5 Desember, atau dua hari setelah Presiden Yoon mengumumkan darurat militer hanya beberapa jam kemudian.
Oleh karena itu, dia tidak berada di Korea ketika Majelis Nasional melakukan pemungutan suara untuk memakzulkan Presiden Yoon, yang gagal karena tidak memenuhi kuorum pada Sabtu (7/12).
Sebelumnya, Han Kang mengutarakan pendapat berbeda dalam jumpa pers Jumat lalu.
“Banyak orang di generasi saya, dan mereka yang lebih tua dari saya yang menderita trauma pemberontakan Gwangju, berpartisipasi (dalam demonstrasi tersebut),” katanya.
“Saya yakin semua orang bertindak hati-hati dan dengan perasaan terdesak, karena mengetahui situasinya akan memburuk jika dibiarkan.”
Namun Han Kang memilih berhati-hati dengan perkataannya saat ditanya mengenai makna novel Human Works yang ditulisnya hingga menggugah kesadaran masyarakat.
“Saya mungkin telah membantu generasi muda menemukan cara untuk memahami Gwangju, tapi mengatakan itu berlebihan,” katanya.
Namun, Han mengaku terharu dengan gambar orang-orang yang sedang membaca buku di dekat lokasi protes. “Itu benar-benar membuatku tersentuh.”
Human Deeds merupakan novel karya Hang Kang yang terbit pada tahun 2014. Novel ini terinspirasi dari pembantaian tentara Korea Selatan pada tahun 1980 dan menceritakan tentang kematian seorang anak laki-laki di tengah munculnya demokrasi.
Sementara itu, oposisi di parlemen Korea Selatan, Partai Demokrat (DP), sedang mempersiapkan pemakzulan kedua terhadap Presiden Yoon Suk Yeol menyusul kudeta pekan lalu.
DP berencana menyampaikan pidato pemakzulan kedua Presiden Yoon di hadapan Majelis Nasional Korea Selatan pada hari ini, Kamis (12/12). Sedangkan pemilihannya akan digelar pada Sabtu (14/12).
Juru Bicara DP Kang Yu Jung mengatakan partainya akan mengadakan pemungutan suara terhadap usulan pemakzulan kedua Presiden Yoon pada hari Sabtu pukul 16.00 KST atau 14.00 WIB.
(Kris)