Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Komisi III DPR RI Habiborokhman mengungkapkan kekecewaannya atas kejadian diduga seorang polisi menembak seorang siswa di SMKN 4 Semarang, Jawa Tengah, yang mengakibatkan kematiannya.
Habib frustasi karena selama ini pihaknya diabaikan dan belum mendapat informasi lengkap dari Kapolsek setempat mengenai kasus tersebut. Ia pun kecewa dengan pernyataan sepihak yang menyebut korban sebagai “gangster”.
“Saya dengar satu orang tewas, tiga orang luka-luka, lalu seenaknya dituduh sebagai preman,” kata Habib dalam rapat Komisi III DPR, Jumat (29/11).
Habib mengatakan, pihaknya mendapat kontribusi besar dari masyarakat agar Kapolrestabes Semarang Kompol Irwan Anwar bisa dievaluasi pasca kasus tersebut. Ia menyetujui usulan tersebut dan mengaku akan memanggil Kapolri dalam waktu dekat.
Ia menegaskan tak ingin kasus ini menjadi bola liar di masyarakat sehingga merusak citra Polri secara umum.
“Hal ini dapat mempengaruhi citra Polri secara keseluruhan. Polri seolah-olah tidak bisa menjaga situasi tetap kondusif meski kejadian ini terjadi di Semarang,” kata Habib.
Politisi Partai Gerindra itu mengaku tak setuju dengan tudingan preman yang dilontarkan pihak Polresta Semarang yang menangani kasus tersebut.
Polisi tidak bisa begitu saja membubuhkan label stigma
Menurutnya, Polri tidak bisa menjelek-jelekkan masyarakat, apalagi hanya sebatas perlawanan.
Menurut dia, sebagian besar tawuran dilakukan oleh mahasiswa, termasuk di daerah pemilihannya di Jakarta Timur. Namun, tidak tepat jika menyebut konflik tersebut sebagai gangsterisme. Karena gangster adalah organisasi kejahatan terorganisir.
“Namanya tawuran. Belum tentu preman. Ya wajar kalau anak muda tawuran. Seperti di daerah pemilihan saya, banyak terjadi, tapi bukan berarti preman,” kata Habib.
“Jadi jangan lengah. Saya ingatkan kepada aparat penegak hukum kita, jangan lengah dalam mengeluarkan pernyataan karena ini juga sebuah proses,” imbuhnya.
Polda Jateng menggali jenazah atau menggali makam pria yang diduga tewas ditembak petugas polisi, Jumat pekan ini. Polda Jateng menggali makam GRO (17) di TPU Bangunrejo, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah pada Jumat pukul 13.10 WIB.
Keluarga korban sudah menerima pemulihan tersebut, kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah Kompol Dwi Subagio, Kamis (28/11) di Semarang.
Dalam kesempatan tersebut, ayah dan kakek almarhum juga ikut serta dalam pekerjaan penggalian. Simmons, 72, kakek korban, mengaku setuju dengan penggalian tersebut. Sekali lagi, ia berharap proses penanganan penembakan yang menewaskan cucunya berjalan damai.
Ia mengingat cucunya sebagai anak yang baik dan pendiam.
“Tidak, anak itu penurut.
Negara polisi
Polda Jateng mengumumkan Aipda Robig Zaenudin, anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang, tersangka penembakan siswi SMKN 4 Semarang GRO (17), diperiksa terkait pelanggaran kode etik.
Kabid Humas Polda Jateng Kompol Artanto mengatakan, pihaknya melakukan penempatan khusus (patsus) dengan memenjarakan Robig.
“Saat ini yang bersangkutan sedang diperiksa Kode Etik Polri dan sudah ditahan, sehingga statusnya berdasarkan Kode Etik sedang dalam pemeriksaan,” kata Artanto saat dihubungi, Rabu (27/11). )
Artanto menjelaskan, belum ada tersangka yang ditetapkan dalam dugaan tindak pidana Robig karena masih dalam tahap penyelidikan. Keluarga korban, kata Artanto, membuat laporan polisi pada Selasa (26/11) dan masih melakukan penyelidikan.
Mengenai status tersangka, penyelidikan masih berlangsung karena keluarga almarhum kemarin melaporkannya ke polisi dalam bentuk LP karena dalam kasus pidana, katanya.
Mabes Polri pun turut kooperatif dalam peristiwa penembakan ini. Tim Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) dan Inspektur Pengawas Umum (Itwasum) dikerahkan ke Semarang untuk melakukan penyelidikan.
Kepala Divisi Propam Polri Irjen Polisi Abdul Karim mengatakan pihaknya akan mengusut kasus tersebut secara transparan.
“Kami transparan, kami melibatkan pihak luar, tidak ada yang kami sembunyikan,” ujarnya.
Kapolrestabes Semarang Kompol Irwan Anwar sebelumnya mengatakan, anggota melepaskan tembakan saat ingin melerai perkelahian. Selain membunuh GRO, dua rekannya terluka.
(anak)