Jakarta, CNN Indonesia.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berencana menghasilkan pendapatan negara sebesar Rp 2.996,9 triliun dalam APBN tahun 2025-2025. Realisasi tersebut meningkat 6,9 persen dibandingkan perkiraan tahun 2024 sebesar Rp2.802,5 triliun.
Pendapatan negara ini terdiri dari pajak sebesar Rp2.189,30 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 triliun, dan hibah sebesar Rp600 miliar.
Dari sisi perpajakan, pemerintahan Prabowo berharap dapat menghasilkan pendapatan, salah satunya penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar Rp 917,78 triliun pada tahun 2025. Target penerimaan PPN ini meningkat 18,23 persen dibandingkan tahun 2024 yang sebesar Rp 776,23 triliun.
Rincian tujuan tersebut tertuang dalam Proklamasi Presiden No.
Jika pajak penjualan barang mewah (PPnBM) dimasukkan ke dalam total, total pendapatannya mencapai Rp 945,12 triliun. PPN dan PPnBM merupakan komponen penerimaan pajak terpenting kedua setelah pajak pertambahan nilai (PPN).
Berikut rincian lengkap tujuannya.
1. Pajak Penghasilan (PPh) – Rp 1.209,27 triliun, termasuk PPh migas – Rp 62,84 triliun dan PPh di luar migas – 1.146,43 triliun. Rp.
2. PPN dan PPnBM 2025.
– Penerimaan PPN Dalam Negeri Rp609,04 triliun – PPN Impor Rp308,74 triliun – PPnBM Dalam Negeri Rp10,78 triliun – PPnBM Impor Rp5,82 triliun – PPN/PPnBM Lainnya Rp10,71 triliun.
3. Penerimaan bea dan cukai – 301,60 triliun. Rp:
4. Pajak konsumsi khusus 244,19 triliun. Rp5. Bea masuk 52,93 triliun. Rp6. Bea keluar sebesar Rp 4,47 triliun7. Penerimaan negara bukan pajak 505,4 triliun Rp
— PNBP SDA Rp 217,96 triliun (Migas Rp 121 triliun dan SDA Non Migas Rp 96,97 triliun) — PNBP Kekayaan Negara Yang Didedikasikan (KND) Rp 85,99 triliun — PNBP Lainnya 123,Rp 48 triliun — Organisasi Publik Jasa (BLU) 77,92 triliun. Rp
8. Hibah sebesar 600 miliar Rp.
(akhir/Agustus)