Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri BUMN Eric Thohir sedang menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI). Batasannya sampai Rp 100 juta yang bisa digunakan untuk pendidikan atau pelatihan.
Menurut Eric, hal ini menjadi solusi untuk melindungi PMI agar tidak tertangkap oleh rentenir atau rentenir yang mengenakan bunga tinggi.
“Tadi saya juga sampaikan bahwa kita mendukung bagaimana para pekerja migran ini bisa terlindungi dari rentenir atau oknum lainnya,” kata Eric saat ditemui di kantornya, Rabu (20/11).
KUR khusus ini diberikan kepada PMI yang telah mendapat sertifikasi kerja dan membutuhkan dana untuk membiayai pendidikannya. Misalnya biaya pendidikannya sebesar 20 juta rupiah, maka jumlah yang diterima bisa mencapai 100 juta rupiah.
“Dan itu sebenarnya untuk KUR sendiri ketika mereka mendapat kepercayaan untuk bekerja. Misalnya biayanya 20 juta rupiah. Jadi kami siapkan KUR senilai Rp 100 juta. Artinya mereka bisa segera menggunakan akses itu,” ujarnya. menjelaskan
Nantinya, KUR khusus PMI akan diterbitkan oleh bank Himbara seperti BNI, Mandiri dan BRI yang memiliki cabang di luar negeri. Sebab, PMI akan membayar ketika ditempatkan di luar negeri.
“Sebelumnya, kami menunjukkan di peta di mana terdapat TKI terbanyak. Di Hong Kong, Korea, Taiwan, atau di mana pun, kami mendukung mereka yang dapat kami akses,” tambahnya.
Sedangkan permasalahannya saat ini PMI belum mendapatkan surat keterangan kerja, namun membutuhkan biaya untuk pelatihan. Oleh karena itu, pihak berwenang harus mencari solusinya.
“Yah, itu satu hal yang mungkin harus kita bicarakan dengan kementerian lain. Memberikan solusi atau kerja sama lainnya dengan berbagai pihak,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia/BP2MI Abdul Kadir Karding mengatakan, banyak PMI saat ini yang perekonomiannya tidak stabil atau labil, meski sudah lama bekerja di luar negeri. Jadi pemerintah berencana membantu mengelola keuangan mereka.
“Makanya saya sering bilang, ketika sebagian buruh migran kita pulang, mereka tidak kaya, tapi kadang miskin. Banyak masalah, mereka bercerai, membawa pulang anak, kehidupan keluarga mereka hedonis. “, dia lulusan
(ldy/pta)