Jakarta, CNN Indonesia —
Bintang K-pop terbagi atas reaksi mereka terhadap drama darurat militer yang dilakukan Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol baru-baru ini.
Beberapa di antara mereka memilih diam. Di sisi lain, ada pula yang memilih untuk menyuarakan pendapatnya dan mendukung protes yang berujung pada pemakzulan Presiden Yoon.
Lee Chae-yeon, mantan anggota girl grup Iz*ONE, mengkritik artis lain karena tidak tertarik dengan kontroversi tersebut.
“Tidak memenuhi syarat untuk berbicara tentang politik? Lalu apa posisi yang ‘benar’ untuk berbicara tentang politik?” kata Li, dikutip South China Morning Post, Sabtu (14/12).
Lee membahas kontroversi tersebut dalam sebuah postingan di platform media sosial lain.
“Sebagai warga negara dan anggota masyarakat, saya memutuskan kapan harus berbicara dan apa yang harus saya katakan.”
Ada beberapa tanggapan dari penyanyi Trot Lim Young-woong dan anggota boy band Astro Cha Eun-woo, keduanya dikritik karena tetap diam dan memilih untuk tidak menanggapi gejolak politik tersebut.
“Apakah saya seorang politisi? Mengapa saya harus berbicara?” kata Lin kepada salah satu pengguna media sosial.
Cha, sementara itu, dikritik karena membagikan foto pengambilan gambar secara online daripada mengomentari situasi politik di Seoul.
Ratusan orang dari industri film, termasuk sutradara pemenang Oscar Korea Selatan Bong Joon-ho, telah menandatangani petisi yang mendukung pemakzulan Presiden Yoon baru-baru ini.
Asosiasi Krisis dan Pemulihan Industri Film mengatakan: “Bagi orang Korea yang bekerja di industri film, Yoon Seok-yeol bukan lagi presiden Korea Selatan, tetapi hanya orang jahat.”
Penyanyi dan komposer Ahn Ye-eun juga berpartisipasi dalam demonstrasi menentang Presiden Yoon. Sementara itu, Youngjae dari grup pria GOT7 menyatakan dukungannya kepada para pengunjuk rasa dalam siaran langsung dan berjanji untuk “membuat Korea menjadi tempat yang lebih baik.”
Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol mengumumkan darurat militer pada 3 Desember. Namun keadaan darurat militer ini hanya berlangsung enam jam, dan Parlemen mengeluarkan resolusi yang menolak keadaan darurat militer.
Meski insiden tersebut telah berakhir, namun kemarahan masyarakat Korea akhir-akhir ini mencapai puncaknya, dan seruan agar Yoon Eun-hye mundur semakin kencang.
Bahkan, akibat drama darurat militer, partai oposisi Partai Demokrat di parlemen Korea Selatan bersiap untuk memakzulkan Presiden Yoon untuk kedua kalinya.
Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa di Korea Selatan juga mendukung pengunduran diri Presiden Yoon. (rzr/dmi)