Jakarta, CNN Indonesia –
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan prosedur prakiraan cuaca untuk memprediksi curah hujan dalam beberapa hari ke depan.
Wakil Gubernur (Pj) DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan, pihaknya sudah mendapat informasi dari BMKG mengenai kemungkinan terjadinya hujan lebat hingga tahun depan.
“Kami prediksi tanggal 6 sampai tanggal 9 hujannya bagus, lalu pertengahan tahun sampai akhir tahun hujannya lebih banyak. Bahkan, peringatannya bisa menjadi level 5. “-anak tahunan, sama seperti tahun 2020. Oleh karena itu, banyak langkahnya. Pertama, Pemda DKI akan berupaya menerapkan rekayasa cuaca, kata Teguh kepada wartawan, Jumat (12 Juni).
Dia menjelaskan, rekayasa cuaca akan dilakukan dengan menggunakan anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Teguh mengatakan, teknologi cuaca juga akan diterapkan mulai pertengahan tahun 2025 hingga akhir tahun 2025.
“Ini sedang dijajaki, kita akan diskusi dengan BNPB, tentunya juga dengan BMKG, tentang penggunaan dana BTT untuk teknologi cuaca. Tapi karena menggunakan dana BTT kita harus menyatakan keadaan darurat. Sekarang sedang kita dalami dan kemas,” dia dikatakan.
Soal infrastruktur, dia mengatakan Pemda siap memprediksi jika curah hujan kurang dari 200 mm. Teguh menjelaskan, seluruh perusahaan utilitas setempat juga siap jika terjadi banjir.
“Tapi kalau turun hujan misalnya 10 hari berturut-turut, tanahnya penuh. Ini juga memperlambat arus. Ini masih harus kita prediksi,” ujarnya.
Teguh mengatakan, pemerintah daerah juga sedang mengkaji kebijakan WFH jika banjir diperkirakan terjadi pada hari biasa.
“Misalnya kita prediksi kalau hari-hari biasa ada banjir, kita perhatikan, akan pelajari, perhatikan kata WFH, misalnya untuk instansi pemerintah atau pelajar. Tapi kata ini juga sedang didalami,” ujarnya. kamu punya
Direktur BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, sebagian wilayah di Jabodetabek berpotensi mengalami hujan lebat bahkan banjir seperti yang terjadi empat tahun lalu.
Keadaan tersebut disebabkan musim hujan saat ini yang diikuti dengan fenomena La Nina sehingga menyebabkan curah hujan meningkat hingga 20% dari normal dan akan terjadi pada akhir tahun, awal tahun 2025.
“Kita sedang memasuki musim hujan dan musim hujan di sebagian wilayah Sumatera dan Jawa terjadi pada akhir Desember 12 April).
Artinya, saat kami mencari rumah Nataru, kebetulan kami sedang atau mendekati puncak musim hujan, katanya kemudian. (akan/fra)