Surabaya, Indonesia —
EN, siswi Sekolah Menengah Kristen (SMAK) Gloria 2, Surabaya yang dianiaya lelaki tua berinisial 4 mengaku mengalami depresi.
“Saya bisa menjelaskan, ada salah satu anak yang merasa terganggu dengan cerita tersebut,” Direktur Humas Polda Jatim Kompol Dirmanto di Mapolda Surabaya, Rabu (13/11).
EN sebelumnya pernah dipaksa bersujud dan menggonggong dengan infus. Aksi tersebut terekam di jalanan dan beredar luas di media sosial. Konon, EN sedang mengolok-olok bocah 4 yang merupakan AL, siswi SMA Cita Hati Surabaya, saat pertandingan basket di pasar di Surabaya. Permasalahan semakin membesar dan mencapai titik krisis.
Kini, kata Dirmanto, polisi juga berupaya memberikan dukungan psikologis kepada EN. Agar kondisi korban cepat pulih.
“Kami berupaya memberikan dukungan, komunikasi terus menerus antar sekolah Pak Kasatreskrim, agar kesehatan mental anak mulai membaik,” ujarnya.
Pak Dirmanto juga meminta masyarakat tidak memperburuk keadaan. Ia mengatakan, yang terpenting dalam hal ini adalah kondisi anak.
“Dan yang terpenting di sini bagi anak-anak adalah memikirkan masa depan anak, agar hal-hal tersebut tidak mempengaruhi masa depan anak. Jadi kita harus terus mencari cara atau berusaha mewujudkannya. Itu bersinar,” katanya.
Sementara itu, polisi terus menyelidiki masalah tersebut. Hal itu terjadi berdasarkan laporan dari Sekolah Kepolisian Surabaya. Laporan pengaduan masyarakat tersebut diterima dengan Nomor LPM/1121/X/2024/SPKT/POLRESTABES SURABAYA.
“Sekolah dari SMA Gloria Surabaya ini terus mendorong pihak kepolisian untuk terus mengusut kasus tersebut. Dan kini kita terus melakukan penyelidikan,” ujarnya.
Kerusuhan yang terjadi di sebuah sekolah di Surabaya, Jawa Timur, baru-baru ini disiarkan di TV. Acara tersebut dilaksanakan di Glory 2 Sekolah Menengah Kristen (SMAK) Surabaya. Dalam video yang beredar, terlihat sang senior meneriaki siswa atau juniornya. Dia juga membuat anak itu melolong dan menggonggong.
Salah satu satpam SMAK Gloria II, Kaslan mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Senin (21/10) sore saat para siswa hendak pulang sekolah.
Diketahui, lelaki tua berusia 4 tahun itu tiba di Sekolah Kristen Gloria 2 bersama rombongan. Mereka mencari pelajar berinisial EN. 4 mengaku tak terima anaknya AL yang bersekolah di SMA Cita Hati Surabaya dilecehkan EN saat sedang bermain di pasar Surabaya.
Saat itu, IV meminta EN untuk memohon, memaksanya untuk bersujud dan menggonggong. Beberapa pakar keamanan setempat mencoba menengahi Bhabinkamtibmas. Akibat kericuhan tersebut, Sekolah Kristen Gloria 2 Pangeran melalui salah satu gurunya meluruskan permasalahan tersebut pada Kamis (28/10). Laporan pengaduan masyarakat nomor LPM/1121/X/2024/SPKT/POLRESTABES SURABAYA telah diterima.
Kuasa hukum SMAK Glory 2, Sudiman Sidabuke mengatakan IV didakwa membuat dirinya tidak nyaman dan memaksanya menuruti kemauannya, hal itu sesuai pasal 335 KUHP. Selain yang ke-4, dia mengeluhkan penyeberangan dan mengeluarkan suara-suara yang mengancam. Dia mengambil kertas guru dan menunjukkannya dengan marah.
Cara yang sudah terbukti ini digunakan SMAK Glory 2 untuk menjamin keselamatan dan keamanan siswa dan guru.
(frd/DAL)