Jakarta, CNN Indonesia —
Google mulai beralih ke tenaga nuklir untuk membantu operasi kecerdasan buatan (AI).
Google bermitra dengan perusahaan teknologi energi Kairos Power untuk memanfaatkan tenaga nuklir di Three Mile Island, lokasi kecelakaan nuklir terbesar di Amerika.
Dalam keterangan resminya, Direktur Senior Energi dan Iklim Google, Michael Terrell, menekankan pentingnya tenaga nuklir untuk mendukung pengembangan dan kemajuan kecerdasan buatan.
“Jaringan energi membutuhkan sumber yang bersih dan andal untuk mendukung pengembangan teknologi ini,” kata Terrell seperti dikutip Science Alert pada Selasa (15/10).
Kesepakatan tersebut dinilai penting untuk mendukung proyek Small Modular Reactor (SMR) pertama yang dibangun Kairos. SMR pertama diharapkan dapat beroperasi pada akhir dekade ini dengan beberapa reaktor tambahan.
SMR diproyeksikan mulai beroperasi pada tahun 2035 dan menghasilkan total listrik sebesar 500 megawatt.
SMR dianggap lebih kompak dan lebih mudah diterapkan dibandingkan reaktor nuklir konvensional. Meski teknologi ini masih dalam tahap awal pengembangan dan belum sepenuhnya disetujui oleh regulator.
Perusahaan seperti Microsoft juga berinvestasi besar-besaran di sektor ini karena Bill Gates juga mendukung pengembangan teknologi SMR.
Salah satu pendiri dan CEO Kairos, Mike Laufer, menekankan pentingnya kolaborasi ini.
“Kami melihat ini sebagai kemitraan yang sangat penting,” kata Mike Laufer.
Kemitraan tersebut dinilai penting karena dapat memfasilitasi pengembangan dan pengkajian teknologi SMR seiring berjalannya waktu.
Terrell menambahkan bahwa tenaga nuklir adalah bagian dari strategi jangka panjang Google untuk memastikan ketersediaan energi bebas karbon yang berkelanjutan untuk mendukung percepatan penggunaan kecerdasan buatan.
Sumber energi baru ini sangat dibutuhkan mengingat kebutuhan listrik yang semakin meningkat akibat pesatnya perkembangan kecerdasan buatan. Terrell yakin manfaatnya akan sangat besar bagi masyarakat dan jaringan listrik di seluruh dunia.
“Jika kita dapat mengembangkan proyek-proyek ini dan kemudian memperluasnya secara global, hal ini akan membawa manfaat yang sangat besar bagi masyarakat dan jaringan listrik di seluruh dunia.” katanya.
Apakah nuklir aman?
Dianggap lebih konsisten dibandingkan tenaga surya dan angin, tenaga nuklir menjadi pilihan utama bagi banyak perusahaan teknologi untuk memenuhi kebutuhan tenaga AI mereka. Misalnya, Microsoft akan menggunakan energi nuklir dari Three Mile Island untuk menggerakkan jaringan listrik yang melayani 13 negara bagian.
Konsumsi daya yang sangat besar pada pusat data telah menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas jaringan listrik, terutama karena permintaan energi meningkat akibat kecerdasan buatan.
Maret lalu, AWS, divisi layanan cloud Amazon, juga setuju untuk menginvestasikan $650 juta (atau sekitar 10 triliun rupiah) di pusat data yang didukung oleh pembangkit listrik tenaga nuklir lain di Pennsylvania.
Namun, tenaga nuklir masih mendapat banyak penentang karena masalah limbah radioaktif, potensi kecelakaan, dan tingginya biaya yang terkait dengan pembangunan dan penutupan pembangkit listrik.
Pada tahun 1979, kegagalan sebagian besar reaktor Unit 2 di Three Mile Island menimbulkan ketakutan di seluruh Amerika Serikat dan menghentikan perluasan tenaga nuklir.
Namun, menurut Komisi Pengaturan Nuklir, meskipun kecelakaan tersebut merupakan yang terburuk dalam sejarah AS, tidak ada dampak kesehatan yang nyata terhadap pekerja atau masyarakat karena sedikitnya dampak radioaktif yang terjadi. (wnu/dmi)