Jakarta, CNN Indonesia —
Asosiasi Industri Indonesia (Apindo) khawatir akan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) hingga 12 persen untuk memperkuat daya beli masyarakat.
“Tantangan besar peningkatan daya beli masyarakat pada tahun 2025 menjadi perhatian kami,” kata Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani dalam konferensi pers di kantor Apindo, Jakarta Selatan, Jumat (19/12).
Ia memaparkan terlebih dahulu berbagai tanda yang menunjukkan lemahnya daya beli masyarakat terhadap perekonomian negara, salah satunya inflasi selama lima bulan pada Mei hingga September 2024.
Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bank Indonesia (BI) pada Oktober 2024 berada di angka 121,1 yang mencapai titik terendah sejak Januari 2023. Disusul Indeks Kondisi Perekonomian Saat Ini (IKE). 109, level terendah di atas 9.
Selain itu, jumlah penduduk kelas menengah mengalami penurunan dari 57,33 juta orang pada tahun 2019 menjadi 47,85 juta orang pada tahun 20204.
Padahal, belanja pangan masyarakat kelas menengah dan menengah mencakup 81,49 persen dari total konsumsi masyarakat.
“Permasalahan yang akan terjadi akan semakin berat dengan adanya penurunan jumlah masyarakat kelas menengah secara signifikan. Hal ini harus ditingkatkan lagi, karena penambahan seperti PPN dan lain-lain diharapkan akan berdampak pada daya beli masyarakat,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus fokus menciptakan kebijakan yang efektif untuk memulihkan dan meningkatkan daya beli masyarakat pada tahun 2025.
(del/sfr)