Jakarta, CNN Indonesia –
Iron Dome Israel kembali dibobol setelah tentara Hizbullah meluncurkan drone Mirsad-1 di Binyamin pada hari Minggu.
Serangan Hizbullah menewaskan empat tentara Israel dan melukai 67 lainnya.
Serangan tersebut disebut-sebut menjadi yang paling mematikan sejak perang Oktober 2023 antara Hizbullah dan Israel.
Serangan Hizbullah membuat terdakwa mempertanyakan kapasitas sistem pertahanan Israel yang disebut-sebut paling sensitif.
Mengapa Iron Dome diperbolehkan kembali?
Dalam penyerangan terhadap Binyamin, Hizbullah meluncurkan beberapa drone dan sekelompok bom, sebuah operasi yang meningkatkan sistem pertahanan Israel.
Drone Mirsad-1 menantang Iron Dome dengan kemampuannya.
Mirsad-1 merupakan kendaraan udara tak berawak berukuran kecil yang terbang rendah sehingga menyulitkan Iron Dome untuk mendeteksinya.
Drone tersebut mampu membawa 40 kilogram bahan peledak dan kecepatannya mencapai 370 kilometer per jam.
Menurut Jerusalem Post, Mirsad-1 memiliki jangkauan 120 kilometer.
Pakar pertahanan yakin Hizbullah akan sering meluncurkan drone dengan tembakan langsung untuk menghancurkan sistem pertahanan Israel.
Drone yang diluncurkan oleh Hizbullah digunakan untuk mengumpulkan data operasional guna memanfaatkan serangan di masa depan.
Sebuah laporan oleh Pusat Penelitian Alma memperkirakan Hizbullah memiliki lebih dari 2.000 drone. Beberapa drone merupakan model canggih seperti Mohajer-4 dan Shahed.
Hizbullah juga menggunakan Mirsad-1 dalam perang tahun 2002 melawan Israel. (isa/bac)