Jakarta, CNN Indonesia –
Pembatalan pameran seni Jose Suprapto menjadi perbincangan di media sosial. Pencopotan tersebut dinilai sebagai langkah untuk “melarang” kritik terhadap seniman negara seperti yang muncul pada beberapa lukisan Yos Suprapto.
Kebingungan ini berkaitan dengan lima dari 30 lukisan yang menimbulkan perselisihan antara kurator dan Jose Sudarso. Unduh lima lukisan dan hapus Yose dari pameran.
Hal-hal yang dilarang dalam lukisan Jos Suprapto : 1. Versi sejarah Jos Suprapto
Menurut seniman Jos Suprapto, permasalahan bermula ketika Direktur Galeri Nasional Suvarno Visettrotomo meminta lima lukisan dari 30 lukisan itu dicopot. Kelima gambar tersebut banyak dikaitkan dengan tokoh-tokoh yang familiar di masyarakat Indonesia.
“Jadi, beberapa jam sebelum pameran, mereka meminta saya untuk memotret lima lukisan. Padahal lukisan-lukisan tersebut adalah cerita yang menjadi tema pameran,” kata Yos kepada fun-eastern.com, Jumat (20/12).
“Lukisan-lukisan ini menceritakan kisah menarik tentang kondisi kedaulatan pangan saat ini. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dibaca oleh kaum konservatif,” katanya. “Ya [cerita tidak lengkap].”
Ia menjelaskan, pihaknya siap menutup dua lukisan tersebut dengan kain hitam beberapa jam sebelum pameran dibuka. Namun ia diminta menyerahkan tiga lukisan lagi, dan akhirnya ia menolak semua permintaan tersebut.
Yos mengatakan, jika kelima lukisan itu dihilangkan, maka seluruh pameran akan dibatalkan dan seluruh lukisan dikembalikan ke Yogyakarta.
“Saya tidak mau berpikir, tapi kuratornya sepertinya takut dengan politik praktis dan tindakan represif pemerintah. Tapi Menteri Kebudayaan yang akan hadir tidak melihat lukisan itu,” kata Yos.
Yos.2 mengatakan “Saya tidak mau berurusan dengan Museum Nasional dan Kementerian Kebudayaan”. Informasi tentang kurator
Suvarno Visetrotomo selaku kurator pameran buka suara terkait acara yang berlangsung Kamis (19/12) di Aula Majelis Nasional.
Suvarno mengatakan, ada dua karya yang dinilainya mewakili pendapat pribadi seniman dan ada karya kekuatan yang dirasa kurang sesuai dengan tema pameran, “Kebangkitan: Tanah Kerajaan Pangan”.
“Saya sampaikan kepada seniman bahwa karya tersebut tidak sesuai dengan tema kurator, dan mungkin mengganggu pesan utama pameran,” kata Suvarno.
“Saya kira kedua karya ini ‘terdengar’ menghina dan vulgar, sehingga kehilangan makna, yang merupakan salah satu kekuatan besar seni dalam menyampaikan sebuah visi.”
Kemudian ia sempat berbeda pendapat antara dirinya sebagai pengamat dan Jose Suprato sebagai seniman. Sengketa tersebut konon terjadi sejak penyidikan hingga Oktober 2024, hari penayangannya, pada 19 Desember.
Karena kesalahpahaman bapak-bapak, hal itu saya sampaikan kepada seniman yang disaksikan oleh rekan-rekan saya di Museum Nasional Indonesia, dan meskipun saya menghormati sikap seniman tersebut, saya memutuskan untuk mundur sebagai kurator pameran, ujarnya. – dikatakan.
Suvarno mengatakan, dirinya diserahkan langsung kepada Yos dan berencana mengundurkan diri pada 16 Desember mendatang. Ia pun menegaskan, bukan dirinya yang menghentikan pertunjukan tersebut sama sekali. Informasi tentang Galeri Nasional
Sementara itu, melalui keterangan di media sosial, pihak Galeri Nasional mengatakan Galeri Nasional harus menunda pameran karena masalah teknis yang tidak dapat dihindari. Bahkan, pameran akan berlanjut selama sebulan mulai 20 Desember 2024.
Galeri Nasional memahami rasa frustrasi yang mungkin timbul akibat langkah ini. Setelah itu, pihak pusat kebudayaan meminta maaf kepada semua pihak karena menunda pemilu yang tiba-tiba diputuskan tersebut.
Kabarnya, penundaan pertunjukan penyanyi kondang itu dilakukan atas dasar kecerdasan. Galnas pun berjanji akan berkomunikasi dengan Jose Suprapto untuk mencari solusi yang lebih baik.
Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan secara matang untuk menjaga kualitas pengalaman pameran yang ingin kami hadirkan, kata Galeri Nasional dalam sebuah pernyataan.
Dikatakannya, “Kisah utama Indonesia dan Yos Suprapto sudah erat hubungannya sejak awal tahun 2000, dan kami terus berkonsultasi dan bekerja sama dengannya, sehingga kami dapat terus bekerja secara efektif agar kondisi tersebut dapat ditata kembali di masa depan. , “katanya. untuk melanjutkan.4. Galeri Seni Jakarta
Di sisi lain, Yos Suprapto mengatakan Dewan Kesenian Jakarta telah melakukan pendekatan kepada pihaknya terkait kemungkinan memamerkan karyanya. Hal itu terjadi saat ia hendak membawa lukisan itu kembali ke Yogyakarta.
“Kami akan segera membicarakan hal ini dengan Bambang [Prihadi], yang mengizinkan lukisan tersebut dipajang di galeri seni di Jakarta sebelum dibawa ke Yogyakarta.” Dia berkata.
(grup/akhir)