Jakarta, CNN Indonesia —
Studi Universitas Oxford baru-baru ini menyebut Singapura sebagai negara dengan pegawai negeri sipil (PNS) terbaik di dunia tahun ini.
Pegawai negeri Singapura unggul di hampir semua bidang, terutama di bidang pelayanan publik utama, menurut Public Administration Blattonics Index yang dikeluarkan oleh School of Government Blattonics di Universitas Oxford.
“Singapura berada di peringkat teratas, mengalami peningkatan di berbagai bidang seperti layanan perbatasan, administrasi perpajakan, serta strategi dan praktik inovasi,” kata universitas tersebut dalam pernyataan yang merilis studi tersebut Selasa lalu.
Indeks Blavatnik merupakan pengembangan dari Indeks Efektivitas Pelayanan Sipil Internasional (InCiSE) yang sebelumnya diterbitkan oleh sekolah.
Kerangka pengukurannya dibagi menjadi empat bidang yang mencakup bidang utama kinerja administrasi publik: Strategi dan kepemimpinan, kebijakan publik, implementasi nasional, serta sumber daya manusia dan proses.
Pada indeks ini, Singapura mendapat nilai indeks tertinggi yaitu 0,85.
Kepala Dinas Sipil Singapura Liu Yip mengatakan ia merasa terhormat mengakui administrasi publik Singapura dalam indeks perdana ini.
“Kami belajar banyak dari rekan-rekan kami di Dinas Sipil Singapura dan dari praktik terbaik pelayanan publik,” ujarnya seperti dikutip Channel News Asia pada Kamis (5/12).
Ia menambahkan, “Indeks ini merupakan upaya penting untuk saling belajar dan meningkatkan efektivitas kita sendiri, untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.”
Pada saat yang sama, Norwegia berada di peringkat kedua setelah Singapura dalam hal kinerja pegawai negeri terbaik, Kanada dan Denmark berada di peringkat ketiga, dan Finlandia berada di peringkat kelima.
Inggris juga berada di peringkat keenam, disusul Selandia Baru dan Australia di peringkat kedelapan. Sedangkan Amerika Serikat berada di peringkat kesembilan bersama Estonia, Prancis, dan Spanyol.
Di Asia, setelah Singapura, negara tertinggi adalah Korea Selatan yang berada di posisi ke-15.
Sedangkan Indonesia menempati peringkat ke-38 dari 120 negara dengan nilai indeks 0,61, sama dengan Republik Dominika.
Negara tetangga RI, Malaysia, menempati peringkat ke-40 dengan nilai indeks 0,60.
Dekan Sekolah Pemerintahan Blautnik, Profesor Nager Woods, menyebut hasil ini sebagai “seruan mendesak” bagi para pembuat kebijakan untuk mendorong perbaikan, serta “peluang emas” bagi pegawai negeri untuk belajar dari negara lain.
Ia menambahkan: “Kami melihat nilai besar dalam indeks ini tidak hanya dari hasil-hasilnya, namun juga dari dialog, pembelajaran dan perbaikan yang dapat dilakukan untuk melakukan pendekatan berbasis data dalam reformasi administrasi publik.” (rds)