Jakarta, CNN Indonesia —
Pengacara keluarga siswi SMKN 4 Semarang Gamma yang tewas ditembak Aipda Robig menuntut pemecatan Kapolres Semarang Irwan Anwar. Tujuan pemecatan Irvan adalah untuk menjamin transparansi proses penyidikan kasus ini.
Aipda Robig membunuh Gamma dan melukai dua korban lainnya yakni S dan A di Semarang Barat dekat kawasan Paramount pada Minggu (24/11).
Pengacara keluarga Gamma dan A, Zainal Abidin mengenang intervensi Irwan dan petugas Polres Semarang terhadap keluarga tersebut pasca meninggalnya Gamma, Senin (25/12).
Keluarga Gamma mengaku Kapolres bersama wartawan memberikan pernyataan agar masalah tersebut tidak diangkat, kata Zainal seperti dikutip, Senin (09/12).
Melihat hal tersebut, Zainal meminta Irwan diberhentikan agar penyidikan bisa dilakukan secara transparan dan tidak ada campur tangan pihak lain.
“Kemarin dia bilang, Kepala Kemendagri juga siap melakukan penilaian. Saya kira sebaiknya dia dinilai dan dipecat. Proses penyidikan dan penyidikan akan lebih mudah,” ujarnya.
Ia pun angkat bicara soal Korban A yang meminta ikut dalam penembakan menjelang rekonstruksi pada Selasa (26/11). Menurutnya, perbuatan Irvan itu melanggar aturan, apalagi A tidak didampingi siapa pun.
“Tahu tidak boleh. Jadi jangan khawatir kalau anak itu melanggar hukum, dia masih punya masa depan,” ujarnya.
Saat ini, pernyataan Zainal Irwan dengan Bid Propam Polda Jateng menuntut pengungkapan fakta agar tidak ada kejanggalan, seperti saat sidang Komisi III (RDP) DPR RI.
“Usulan Propam itu berdasarkan hasil pemeriksaannya terhadap pelaku kriminal ya? Lalu dari mana Kepala Kemendagri dapat informasinya? Hati-hati Kapolri,” ujarnya.
Korban A mengatakan pada saat itu bahwa polisi tidak memberi tahu dia bahwa dia akan diperiksa sebelum rekonstruksi. Ia diminta ke Mapolrestabes Semarang, tanpa mengetahui bahwa dirinya hanya akan dibawa ke lokasi pra-renovasi.
“Awalnya mereka minta keterangan ke saya. Belakangan diketahui itu rekonstruksi. Saya bilang akan jadi saksi,” kata A.
“Saya tidak didampingi, saya sendirian, tidak ada yang membesarkan saya. Jadi saya di posisi ingin magang, lalu mereka menyuruh saya ke Polrestabes, dan saya melakukannya. Katanya mau tanya .informasi sebelum dipanggil ke sana untuk rekonstruksi awal,” lanjutnya.
Terlebih lagi, tidak ada waktu untuk memperkirakan rekonstruksi pada saat itu. Sebab, dia hanya berada di dalam mobil sehingga polisi tidak mengetahui rekonstruksi awal yang ditunjukkan.
“Waktu prarekonstruksi saya tidak tahu, saya tidak mengerti, karena mereka memasukkan saya ke dalam mobil. Saya tidak melihat (sebelum rekonstruksi),” jelasnya.
Untuk diketahui, Robig menembak mati tiga siswi SMKN 4 Semarang di Jalan Kandi Penataran pada Minggu (24/11), Gamma tertembak di pinggang kanan, dan C tertembak di lengan kiri.
Selain baku tembak, kata polisi, juga terjadi perkelahian yang berujung pada penembakan dan korban diduga merupakan anggota crack. Sementara pihak keluarga korban dan pihak sekolah membantah karena korban merupakan anak istimewa dan mengikuti Paskibra.
Robig ditangkap Polda Jawa Tengah untuk menyelidiki peristiwa penembakan tersebut. Dia merupakan anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang. Siap untuk mengevaluasi
Sebelumnya, Kapolrestabes Semarang Kompol Irwan Anwar meminta maaf dan menyatakan kesiapannya menilai akibat penembakan anggotanya yang menewaskan siswi SMKN 4 Semarang Gamma (17) beberapa waktu lalu.
Hal itu diungkapkannya pada Selasa (12 Maret) saat rapat dengan Komisi III DPRK.
“Kami selaku pimpinan Brigadir R memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan permohonan maaf yang setulus-tulusnya kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Semarang, dan khususnya keluarga besar mendiang Ananda Gamma,” kata Irwan.
“Saya siap bertanggung jawab sepenuhnya, saya siap dievaluasi dalam bahasa apa pun, saya siap menerima konsekuensi dari kejadian ini,” lanjutnya.
Irvan menyatakan, perbuatan pelaku Aipda Robig Zaenudin dalam kasus tersebut mengabaikan asas penggunaan kekerasan, tidak memperhatikan penilaian situasi, dan lalai dalam penggunaan senjata api.
Baca laporan selengkapnya di sini. (tim/DAL)