Jakarta, CNN Indonesia –
Presiden Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) menanggapi isu adanya partai politik (sandi) yang ingin menggantikan Ketua PMI.
Salah satu nama yang santer digadang-gadang mengangkat JK menjadi pimpinan PMI adalah Ketua Partai Golkar Agung Laksono. JK mengatakan siapa pun yang ingin menjadi direktur PMI harus mematuhi aturan organisasi.
Semua anggota PMI punya hak, tapi ada syarat dan moralnya. Tidak bisa seperti partai lain, katanya di Mataram, Selasa (3/12), dikutip Antara.
Wapres menjelaskan, seorang pemimpin PMI harus memahami urusan rakyat. Menurut dia, seseorang yang menjadi ketua di PMI harus mematuhi peraturan perundang-undangan (AD/ART) organisasi tersebut.
“Harus ada etika dalam menjalankan organisasi dan peraturan perundang-undangan,” imbuh JK.
Yusuf Kalla belum mau berkomentar banyak soal itu. Karena itu, ada upaya dari kubu Agung Lakson untuk menggantikannya sebagai Direktur PMI.
“Langkah bapak saya masih belum tahu,” kata Antara.
Sebelumnya, isu adanya upaya pencopotan Yusuf Kalla dari PMI untuk menjadi Presiden semakin santer menjelang Musyawarah Nasional (Munas) ke-22 yang dijadwalkan pada Desember 2024.
Hal ini diungkapkan oleh mantan Menteri ESDM Sudirman Saeed, mantan Sekjen PMI dalam wawancara dengan Hersubeno Arif, jurnalis senior di akun Hersubeno Point, “Ini ancamannya, pikir Jusuf Kalla”. Akan dikeluarkan dari PMI” pada Minggu, 1 Desember 2024.
Dalam pertemuan tersebut, Sudirman Said dan Hersubeno membahas soal pengiriman surat dari Komite Darah Indonesia. Surat ini berisi ajakan kepada para pimpinan PMI dari kota, kota, dan provinsi di Indonesia untuk datang ke Hotel Sultan di Jakarta untuk mendukung Agung Lakson sebagai direktur PMI yang baru.
Ironisnya, menurut Sudirman Said, Komite Donor Darah Indonesia kurang dikenal di kalangan PMI.
Menurut Sudirman Saeed, siapa pun yang berminat menjadi direktur PMI sebaiknya melakukannya dengan baik. Sebab, PMI menjadi organisasi kemanusiaan, bukan perebutan kekuasaan kepemimpinan. *
(grup/DAL)