Jakarta, CNN Indonesia —
Seorang pasien di Louisiana dirawat di rumah sakit karena flu burung yang parah. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan Rabu (18/12) bahwa situasi tersebut merupakan kasus serius pada manusia pertama di AS.
Menurut CDC, pasien tersebut melakukan kontak dengan burung yang sakit dan mati di halaman belakang, seperti dilansir AFP. Namun, belum ada rincian lebih lanjut termasuk diagnosis orang tersebut.
Apalagi, CDC menyatakan kasus tersebut menambah jumlah total infeksi flu burung di AS selama pandemi 2024 menjadi 61.
Menurut CDC, kasus tersebut dikonfirmasi pada Jumat (13/12) lalu. Genotipe mengungkapkan bahwa virus H5N1 termasuk dalam genotipe D1.1 pada pasien.
Genotipe ini baru-baru ini diidentifikasi pada burung liar dan unggas di AS, dan pada kasus manusia yang dilaporkan di Negara Bagian Washington dan provinsi British Columbia di Kanada.
Genotipe D1.1 berbeda dengan genotipe B3.13, yang telah diidentifikasi pada produk susu, beberapa wabah ayam, dan kasus pada manusia dengan gejala ringan seperti konjungtivitis.
Banyak kasus di AS tidak berasal dari hewan, namun pejabat kesehatan mengatakan belum cukup bukti yang menunjukkan penularan dari manusia ke manusia.
“Selain peternakan unggas komersial dan peternakan sapi perah yang terkena dampak, kasus ini menyoroti bahwa burung liar dan kawanan ternak di halaman belakang dapat menjadi sumber paparan,” kata CDC.
Terlepas dari perkembangan ini, CDC terus mempertimbangkan rendahnya risiko terhadap masyarakat umum.
Pandemi flu multi-negara – yang secara teknis disebut sebagai flu burung yang sangat patogen atau flu burung H5N1 – pertama kali dilaporkan pada sapi perah pada bulan Maret 2024.
Meningkatnya frekuensi dan keragaman infeksi mamalia dalam beberapa tahun terakhir telah menimbulkan kekhawatiran mengenai adaptasi virus dan potensi penularan lintas spesies. (AFP/chri)