Jakarta, CNN Indonesia
Presiden Suriah Bashar Al Assad mengeluarkan pernyataan resmi pertamanya sejak penggulingan kelompok militan Hayat Tahrir Al Sham (HTS) sekitar dua minggu lalu.
Assad memanggil milisi yang saat ini mengendalikan kelompok teroris Suriah. Selama 24 tahun Assad berkuasa, ia sering menyebut orang-orang yang menentang pemerintahannya sebagai teroris.
“Ketika suatu negara jatuh ke tangan teroris, maka hilanglah kemampuan memberikan kontribusi yang berarti,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (16/12).
Assad juga membantah bahwa dia telah meninggalkan Damaskus ketika militan menyerbu ibu kota Suriah.
“Keberangkatan saya dari Suriah tidak direncanakan dan tidak terjadi pada jam-jam terakhir pertempuran,” katanya.
Namun lima mantan pejabat Suriah mengakui bahwa Assad telah pergi ke luar negeri beberapa jam sebelum militan menguasai Damaskus.
Hari itu, Assad dan keluarganya melarikan diri ke Rusia. Beruang Merah dan Iran sering membantu dan bersekongkol dengan pemerintahannya.
“Moskow meminta evakuasi segera ke Rusia pada Minggu malam, 8 Desember,” kata mantan presiden tersebut.
Tanggal 8 Desember adalah hari dimana milisi menguasai Damaskus. Hari itu, Assad berangkat ke pangkalan angkatan laut Rusia di Latakia, Suriah.
Pernyataan Assad muncul sembilan hari setelah HTS berhasil merebut ibu kota Suriah dan mengklaim rezim Assad telah berakhir dengan cepat dan tidak terduga. Pada akhir November, mereka mulai menyerang Suriah. Pada awal Desember, mereka menguasai kota terbesar di Suriah, Aleppo.
Mereka segera maju ke Damaskus tanpa kesulitan atau perjuangan apa pun.
Setelah jatuhnya Assad, Perdana Menteri sementara Mohammed Al Bashir memimpin Suriah.
Keputusan itu diambil setelah pemimpin HTS Abu Mohammed Al Julani bertemu dengan Perdana Menteri Suriah Mohammed Al Jalali dan Wakil Presiden Faisal Mekdad untuk membahas perubahan pemerintahan.
Al Bashir mengatakan pekan lalu: “Komando Umum telah mempercayakan kami untuk memimpin pemerintahan transisi hingga 1 Maret.”
(isa/rds)