Jakarta, CNN Indonesia.
Sekte Alawi menjadi sorotan karena diduga merupakan sekte agama Presiden Suriah Bashar al-Assad yang baru saja digulingkan setelah 24 tahun berkuasa.
Assad mewarisi kekuasaan dari ayahnya, Hafez al-Assad, yang memerintah Suriah selama lebih dari dua dekade. Konon pada masa dinasti politik keluarga Assad yang berkuasa, mereka mengembangkan dan mengadopsi sekte Islam Syiah – sekte Alawi.
Faktanya, mayoritas umat Islam di Suriah menganut Islam Sunni.
Assad juga disebut-sebut masih mempertahankan pengaruh komunitas Alawi di Suriah. Jadi apa sebenarnya sekte Alawi itu?
Dalam bahasa Arab, istilah Alawi secara umum merujuk pada seluruh kelompok Islam yang terkait atau keturunan Ali bin Abi Thalib.
Sekte Alawi di Suriah didirikan oleh Hussein bin Hamdan Al Khas pada masa Dinasti Hamdania (905-1004). Dinasti ini juga dimulai di Irak dan berkembang di sana.
Di Suriah, mereka pernah mempunyai pengaruh kuat di kota terbesar di negara itu, Aleppo, menurut Britannica.
Umat Islam terkadang menyebut kaum Alawi Suriah sebagai Nusayriyyah atau Namyriyyah.
Alawi sering dikaitkan dengan Syiah dari Irak, dan beberapa sumber menyebutkan ini sebagai salah satu cabang doktrin.
Namun pengaruh komunitas ini mulai melemah setelah jatuhnya pemerintahan Syiah. Mereka bahkan menjadi korban penganiayaan. Selama beberapa dekade mereka tidak memiliki kekuatan ekonomi atau politik.
Sekte ini menjadi dominan kembali pada tahun 1971 ketika Suriah diperintah oleh ayah Bashar al-Assad, Hafez al-Assad. Jemaat ini sebagian besar berada di Latakia dan menyebar hingga Antakya, Turki.
Sejak itu, pengaruh politik dan ekonomi yang tidak proporsional dari kelompok Alawi di Suriah telah memicu konflik dengan mayoritas Sunni.
Jamaah ini merupakan kelompok terbesar kedua di Suriah setelah agama Sunni-Alawi.
Konon Tuhan menampakkan diri melalui berbagai cara melalui Ali bin Abi Thalib, menantu Nabi Muhammad SAW.
Kaum Alawi juga meyakini rukun Islam yang menjadi landasan umat Islam. Beberapa ayat menyebutkan dua kalimat syahadat yang artinya sebagian besar umat Islam meyakini Tuhan itu esa dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.
Masalah lainnya adalah haji bagi mereka yang mampu. Namun, komunitas Alawi punya cara tersendiri dalam menafsirkan konsep ini.
Beberapa dari mereka percaya pada trinitas ilahi yang ada dalam tujuh siklus. Mereka juga menafsirkan posisi Rukun Islam tentang Haji seperti dikutip Oxford University Press lebih bersifat simbolis daripada haji ke Mekkah.
Masyarakat Alawi juga memiliki ritual minum anggur yang dianggap sebagai simbol cahaya ilahi.
Tak hanya itu, terdapat tempat-tempat suci di wilayah tempat tinggal mereka. (isa/rds)