Jakarta, CNN Indonesia –
Pada Kamis (19/19/2012), seniman Osos Suprapto memutuskan untuk membawa pulang karyanya karena negeri kemandirian pangan tidak dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia (GNI) Kebangkitan: Kemandirian Pangan.
Ia pun akan membawa seluruh lukisannya setelah menerima kunci ruang pameran Galeri Nasional Indonesia.
“Saya memutuskan untuk membawa pulang karya saya dari Galeri Nasional Indonesia,” kata Osos Suprapto, Senin (23/12), dilansir detoscom.
“Saya tunggu direktur GNI [Otarot Mahendra] dan sekarang dia bilang akan bertemu di Senayan. Saya tunggu dan kalau terlalu lama saya akan ke security dan minta kuncinya,” ujarnya.
Galeri Nasional Indonesia menyatakan akan mengambil tindakan hukum setelah secara tiba-tiba membatalkan pameran “Kebangkitan: Tempat Kedaulatan Pangan”.
Seniman asal Ogyakarta itu menjelaskan, tindakan hukum akan diambil jika karya seni yang ingin dipamerkannya di Galeri Nasional Indonesia tidak mendapat izin.
Joss juga mengatakan, tindakan hukum akan diambil setelah adanya upaya negosiasi dengan beberapa pihak yang terlibat perselisihan.
Ia mengaku akan meminta klarifikasi mengenai nasib karyanya yang sedang dipersiapkan untuk dipamerkan dan disimpan di Galeri Nasional Indonesia.
Joss Sabtu (21/12) rapat digelar di Gedung YLBHI Jakarta.
“Sebaiknya konten ini tidak dibuka untuk umum dan jika karena alasan tertentu terus dikunci dan karya saya disensor, tidak perlu ada pameran,” ujarnya.
Kurator pameran, Suvarno Wisetrotomo, memberikan pendapatnya mengenai apa yang terjadi di Galeri Nasional.
Suvarno dalam keterangan tertulisnya mengatakan, kedua karya tersebut menggambarkan pandangan pribadi mengenai penggunaan kekerasan yang tidak sesuai dengan tema “Kebangkitan: Negeri Kekuasaan”.
“Saya menyadari kekhawatiran seniman bahwa karya tersebut mungkin tidak sesuai dengan tema kuratorial dan dapat merusak pesan kuat dan positif dari tema pameran,” kata Suvarno.
“Menurut saya kedua karya ini terlihat seperti omong kosong belaka, sangat bodoh hingga kehilangan metafora, yang merupakan salah satu keutamaan seni dalam menyampaikan suatu maksud,” ujarnya.
Sementara itu, Galeri Nasional melalui keterangan resmi di media sosial menyatakan pameran terpaksa ditunda karena kendala teknis yang tidak bisa dipublikasikan. Padahal, pameran diperkirakan akan berlangsung selama sebulan mulai 20 Desember 2024.
Galeri Nasional mengatakan mereka memahami kekecewaan yang mungkin ditimbulkan oleh tindakan tersebut. Otoritas Kebudayaan tiba-tiba memutuskan untuk menunda acara tersebut dan meminta maaf kepada semua pihak yang terlibat.
Mereka mengetahui bahwa pameran artis terkenal telah ditunda. Galnas berjanji akan berkomunikasi dengan Osos Suprapto untuk mencari solusi terbaik. (Kristus)