Jakarta, CNN Indonesia —
Elon Musk gagal menerima gaji dari Tesla untuk peran CEO perusahaannya.
Kegagalan tersebut terjadi ketika pengadilan Delaware menolak menerima pembayaran. Pembayaran tersebut awalnya disetujui pemegang saham dalam rapat yang digelar Juni lalu.
Berdasarkan harga penutupan saham Tesla pada Senin (2/12), paket kompensasi yang ditolak Musk kini bernilai US$101 miliar atau Rp1.611,4 triliun (berdasarkan kurs Rp15.955 per dolar AS) atau setara dengan 303 juta saham Tesla.
Gaji Musk sebelumnya dihentikan pada Januari 2024 oleh hakim yang sama, Ketua Pengadilan Delaware Chancery Kathleen McCormick. Saat itu, pembayarannya senilai US$ 56 miliar atau Rp 890,4 triliun.
Saat itu, McCormick menahan gaji Musk karena mendapat tentangan dari pemegang saham. Pasalnya Tesla dinilai punya beban untuk berbagi.
“Musk dan dewan direksi Tesla menanggung beban untuk membuktikan bahwa rencana kompensasi itu masuk akal, dan mereka gagal memenuhi beban itu,” kata McCormick seperti dikutip CNN pada Januari lalu.
Musk tidak menerima gaji atau bonus selama bekerja di Tesla. Sebaliknya, dia, salah satu orang terkaya di dunia, menghasilkan uang melalui paket saham yang tinggi.
Hal ini memungkinkan Musk membeli jutaan saham Tesla dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga pasar.
Selama pemungutan suara pemegang saham pada bulan Juni, dewan direksi Tesla berpendapat bahwa Musk harus menyimpan uang tersebut agar CEO tetap menjalankan perusahaan. Musk juga memegang posisi kepemimpinan di SpaceX, Neuralink, The Boring Company, dan X.
(Waktu / Oga)