Jakarta, CNN Indonesia –
Seniman perempuan inspiratif Devi Motik Pramono fokus mendokumentasikan setiap perjalanan hidup. Ia percaya bahwa sejarah tidak bisa diulang, tapi semuanya bisa dikenang ketika ditulis.
“Saya yakin sejarah tidak bisa terulang kembali. Semua karya harus ditulis sesuai dengan perbuatan dan prestasinya. Ingat, semua perempuan Indonesia punya nilai. Ayo kumpulkan hidupmu” pada Senin (23/12) di Gedung ANRI Arsip Jakarta Selatan Negara Republik Indonesia (ANRI).
Menurutnya, perempuan Indonesia harus diyakinkan bahwa setiap kehidupan memiliki nilai penting dalam sejarah negara. Oleh karena itu, arsip bukan hanya sekedar catatan pribadi, namun memiliki arti lebih, apalagi jika menjadi bagian dari sejarah suatu negara.
Dari sudut pandang tersebut, Dewey mengaku memiliki kebiasaan menuliskan kehidupannya. Kebiasaan ini sudah dilakukan sejak masa kanak-kanak, begitu pula dengan menyimpan surat cinta dan catatan harian pribadi.
“Aku biasa menulis semuanya dari masa kecilku, aku juga mengumpulkan surat-surat cintaku. Aku juga membuat buku harian yang penuh dengan cerita tentang hidupku. Aku yakin dokumen itu sangat penting karena kelak akan menjadi bagian dari sejarah negara kita.” Sang dewi
Dengan mendonasikan arsipnya kepada ANRI, Dewey berharap koleksinya dapat memberikan pelajaran berharga khususnya bagi generasi mendatang. Ia ingin artikel-artikelnya dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa bagi seluruh perempuan Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Dewey menambahkan, perempuan Indonesia harus bisa memainkan perannya. Entah itu pasangan keluarga, guru anak, atau bagian dari masyarakat luas
“Perempuan Indonesia harus mampu membawa dirinya dalam keluarga dan masyarakat, kita harus menjadi teladan bagi anak-anak kita, mendidik mereka dengan baik, untuk menciptakan generasi yang lebih baik,” ujarnya.
Dewey menambahkan bahwa penting bagi perempuan untuk memulainya sendiri.
“Jadilah teladan yang sejati, jangan hanya memberi perintah atau membicarakan hal yang tidak ada, masyarakat akan menghargai apa yang kita sampaikan, bukan hanya apa yang kita sampaikan,” ujarnya.
Ketua Pengurus ANRI Imam Gunnarto memuji inisiatif Dewey Motic yang mendonasikan nyawanya untuk ANRI. Menurutnya, arsip pribadi merupakan warisan sejarah yang akan menjadi pembelajaran berharga bagi generasi mendatang.
“Kami mengajak tokoh-tokoh perempuan hebat lainnya untuk menyerahkan arsipnya ke ANRI. Penting untuk mengirimkan dokumen-dokumen tersebut kepada anak cucu agar mereka dapat mengkaji secara mendalam karya-karya perempuan hebat Indonesia,” kata Imam.
Imam juga menegaskan, tidak ada kebutuhan khusus untuk penyimpanan arsip di ANRI. Namun, arsip tersebut harus mempunyai nilai sejarah yang signifikan.
“Yang terpenting adalah peran Anda. Jika Anda belum memberikan kontribusi yang besar, simpanlah berkas Anda terlebih dahulu, karena kami tidak pernah tahu apa yang akan Anda capai di kemudian hari,” imbuhnya. (tst/asr)