Jakarta, CNN Indonesia –
Ketua Tim Pemenangan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Cak Lontong, Cak Lontong, mengingatkan ancaman sanksi pidana terhadap TNI, Polri, dan ASN jika berupaya mengubah hasil Pilgub DKI Jakarta.
Cak Lontong mengklaim duet Pramono Anung-Rano Karno menjadi pemenang pada babak tersebut karena perolehan skor yang cepat. Dia mengingatkan semua pihak untuk terus memastikan Pilkada Jakarta berjalan adil dan berkeadilan.
“Kami juga ingin mengingatkan, jika ada kemungkinan TNI, Polri, ASN melakukan sesuatu yang mengganggu pelaksanaan pemilu di daerah, maka sanksinya akan dilanggar.” Cek hasil perhitungan cepat untuk 3 rekanan, Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (27/11).
Gao Tong menambahkan, pihak Laos masih memiliki bukti lengkap tentang C1.Hasil-KWK. Kini, pihak Laos masih menghitung berdasarkan informasi tersebut.
Katanya, “Oleh karena itu, kami berharap pihak-pihak yang ingin mengganggu pemilu di daerah ini mempertimbangkan kembali karena kami memiliki bukti yang kuat.
Cak Lontong mengatakan, ada enam lembaga yang mendukung Pramono-Rano menang lebih dari 50 persen. Keenam sekolah tersebut adalah LSI SMRC, LSI Denny JA, Voxpoll, dan Poltracking.
“Kita lihat ada 6 yang saya sebutkan tadi, ada 6 lembaga penelitian yang memberikan 3 pasangan calon lebih dari 50 persen, karena hak Pilkada di DKI 50% ditambah 1,” ujarnya.
Hingga pukul 19.00 WIB, hasil kecepatan Charta Politika dan LSI hampir tuntas (lebih dari 99 persen) dan ketiganya membawa Pramono-Rano unggul di atas 50 persen. Namun indikator data yang baru mencapai 98,75 persen menyebutkan kualitas Pramono-Rano sebesar 49,85 persen.
Hanya SMRC yang mendapat data 100 persen dengan hasil Pramono-Rano 51 persen. (harapan/harapan)