Jakarta, CNN Indonesia –
Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa di Korea Selatan menolak klaim Presiden Yoon Suk Yeol bahwa darurat militer diberlakukan untuk memperingatkan oposisi di parlemen.
Penolakan ini terungkap saat Ketua Umum PPP Han Dong Hoon menghadiri pertemuan para pemain kunci pada Rabu (4/12) malam waktu setempat.
“Keadaan darurat tidak bisa menjadi peringatan. Siapa yang akan menggunakan keadaan darurat seperti itu?” Kata Han, menurut Korea Herald.
Pertemuan yang dihadiri Han tersebut membahas partai tersebut dan langkah pemerintah selanjutnya setelah Yoon mengumumkan keadaan darurat pada Selasa malam dan berakhir dalam waktu enam jam.
Dalam pertemuan tersebut, Yoon mengatakan keadaan darurat diberlakukan untuk memperingatkan oposisi di parlemen. Ia pun paham akan mencabut status tersebut setelah anggota parlemen menggelar sidang paripurna.
Dalam pidato kenegaraannya, Yoon dengan jelas menyalahkan pihak oposisi karena telah membawa Korea Selatan ke jurang kehancuran.
Yoon bahkan merinci tindakan oposisi di parlemen yang menentangnya. Misalnya saja pemakzulan pejabat, pemotongan anggaran, bahkan penolakan kenaikan gaji militer.
Presiden Korea Selatan juga menyebut Majelis Nasional sebagai sarang penjahat dan kerap menunjukkan tindakan diktator.
Menurutnya, parlemen juga berupaya melumpuhkan sistem peradilan dan administrasi, bahkan hingga menghancurkan demokrasi.
Pemberlakuan darurat militer yang dilakukan Yoon dikritik oleh berbagai kalangan. Pihak oposisi dan warga memintanya mundur dari kekuasaan.
Selain itu, pihak oposisi mengajukan permintaan pemakzulan dan menuntut pemungutan suara parlemen besok, Jumat (5/12).
(isa/dna)