Jakarta, CNN Indonesia –
CEO Honda Motor Co Toshihiro Mibe mengatakan merger dengan Nissan Motor Co diharapkan tidak bisa menyelamatkan perusahaan dari keterpurukan.
Menurutnya, mergernya Honda dan Nissan merupakan perubahan besar bagi pabrikan mobil Jepang.
“Ini bukan penyelamatan (bagi Nissan),” kata Toshihiro Mibe kepada wartawan AFP, Sabtu (25/12).
Honda dan Nissan merupakan produsen mobil nomor dua dan tiga di Jepang setelah Toyota mengumumkan kesepakatan pada Maret 2024 untuk menjajaki kerja sama dalam bisnis perangkat lunak dan peralatan untuk kendaraan listrik dan jenis mobil lainnya.
Sebelumnya, Nissan mengumumkan rencana memberhentikan 9.000 karyawannya dan merevisi target penjualan tahunannya. Nissan juga melaporkan kerugian laba sebesar 93 persen pada paruh pertama tahun 2024.
Meski demikian, Mibe mengatakan merger ini harusnya sejalan dengan niat perubahan besar di kubu Nissan. Mibe menjelaskan, hal ini merupakan suatu keharusan jika ingin kemitraan ini sukses di masa depan. Penggabungan kedua perusahaan ini menyusul Mitsubishi – mitra Nissan – yang bergabung pada akhir Januari 2025.
Honda dan Nissan bersama Mitsubishi Motors mengatakan mereka telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memulai diskusi mengenai integrasi bisnis mereka di bawah perusahaan induk baru. Perusahaan kami telah meminta agar mereka mendaftar sebagai perusahaan induk baru di Bursa Efek Tokyo dalam dua tahun, atau tepatnya pada Agustus 2026.
Sebelum mengumumkan kesepakatan tersebut, raksasa elektronik Taiwan Foxconn dikabarkan mencoba mendekati Nissan untuk mengakuisisi saham mayoritas, namun gagal.
1 dekade krisis Nissan
Nissan mengalami masa sulit dalam satu dekade terakhir, termasuk penangkapan pimpinan Nissan, Carlos Ghosn pada tahun 2018. Ghosn kemudian berhasil kabur dari Jepang dengan bersembunyi di dalam kotak.
Ghosn menanggapi merger antara Honda dan Nissan dengan mengatakan bahwa Nissan berada dalam “ketakutan”. Ghosn menyampaikan keluhannya pada Senin (23/12) melalui link video dari Lebanon, tempat ia tinggal saat ini.
Meskipun kedua perusahaan dapat “berusaha berkolaborasi di masa depan… Saya tidak melihat sesuatu yang jelas dalam kerja sama atau kerja sama,” kata Ghosn.
(tim/mikrofon)