Jakarta, CNN Indonesia —
BPUPKI adalah singkatan dari Badan Penyelidikan Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dalam bahasa Jepang, organisasi ini dikenal dengan nama Dokuritsu Junbi Cosakai.
Sesuai dengan namanya, tugas BPUPKI adalah mengkaji hal-hal yang diperlukan negara Indonesia menjelang kemerdekaan, dan salah satunya adalah merumuskan dasar-dasar negara.
Pertanyaan:
Jelaskan Asal Usul BPUPKI dan Tugasnya! Tanggapan:
Dikutip dari Konflik Dibalik Proklamasi: BPUPKI, PPKI, dan Kemerdekaan, terbentuknya BPUPKI merupakan pemenuhan janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
Pemerintah Jepang mendirikan BPUPKI pada tanggal 1 Maret 1945. Tujuannya agar masyarakat Indonesia percaya dan mau membantu pemerintah Jepang di tengah peperangan yang sedang mereka hadapi.
Jepang berpendapat bahwa kemerdekaan harus dipersiapkan secara matang sehingga BPUPKI diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperoleh wawasan tentang bentuk negara, sistem pemerintahan, dan dasar hukum suatu negara merdeka. Kewajiban BPUPKI
Tugas BPUPKI adalah menyelidiki hal-hal yang diperlukan negara Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Salah satunya adalah merumuskan dasar-dasar negara.
Dasar negara ini merupakan pedoman atau falsafah hidup bangsa Indonesia dalam merencanakan pembangunan negara di masa depan dan kemerdekaannya dari jajahan bangsa lain.
BPUPKI mempunyai 63 anggota yang resmi diangkat pada saat organisasi ini didirikan. Dari 63 orang tersebut, tujuh di antaranya merupakan perwakilan Jepang.
Selanjutnya BPUPKI dipimpin oleh satu orang presiden dan dua orang wakil presiden yang terdiri dari perwakilan Indonesia dan Jepang.
Hasil tes BPUPKI
Ditambahkan pada buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk VII. kelas sekolah menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017), BPUPKI mengadakan dua kali pertemuan selama periode organisasinya.
Sidang pertama membahas dasar-dasar negara Indonesia pada tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945, dan sidang kedua membahas rancangan undang-undang dasar (UUD) pada tanggal 10 hingga 17 Juli 1945.
Pada rapat pertama BPPUPKI, sejumlah tokoh menyampaikan gagasannya tentang dasar negara, seperti Muhammad Yamin, Soepom, dan Seokarno.
Berdasarkan hasil rapat pertama, BPUPKI membentuk komisi kecil yang bertugas mengumpulkan usulan anggota untuk dibahas pada rapat berikutnya.
Panitia kecil tersebut terdiri dari Seokarno, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Wachid Hasyim, Muhammad Yamin, Sutardjo Kartohadikoesoemo, AA Maramis, Otto Iskandardinata dan Mohammad Hatta.
Sore kedua, Panitia Kecil mengadakan pertemuan informal dengan BPUPKI yang dihadiri 38 anggota di kantor pusat Djaw Hokokai. Dalam pertemuan tersebut diputuskan untuk membentuk Komite Sembilan yang bertugas menyelidiki usulan pembentukan prinsip-prinsip negara.
Setelah Komite Sembilan bekerja dan mencapai hasil, mereka menguraikan dasar-dasar negara Indonesia dan menyusun konstitusi yang dituangkan dalam Piagam Jakarta. Selanjutnya isi Piagam Jakarta disampaikan pada sidang kedua tanggal 10–17 Juli 1945
Hasilnya, BPUPKI menyetujui berdirinya negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam Piagam Jakarta sebagai berikut. Dewa yang bertugas menegakkan hukum Islam bagi para pengikutnya. Persatuan Rakyat Indonesia Dipandu Hikmah dalam Perdebatan Keadilan Sosial.
Namun dasar negara Indonesia yang sekarang dikenal dan digunakan sebagai Pancasila telah berubah sejak keputusan yang tertuang dalam Piagam Jakarta.
Keputusan ini sesuai dengan hasil rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Di bawah ini adalah asas-asas dasar negara Pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa umat manusia yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Demokrasi yang dipimpin oleh hikmah dalam perdebatan yang representatif Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
Demikian pembahasan yang menjelaskan tentang pembentukan BPUPKI, tugas-tugasnya dan hasil rapatnya yang kemudian menghasilkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. (sup)