Jakarta, CNN Indonesia –
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan juga angkat bicara menentang runtuhnya pemerintahan Presiden Bashar al-Assad akibat serangan kelompok pemberontak.
Hal itu disampaikannya di hadapan Partai Keadilan dan Pembangunan di Gaziantep, Sabtu (7/12).
“Suriah adalah milik rakyat Suriah dan keberagaman etnis, sektarian, dan agama mereka,” kata Erdogan pada Minggu (8/12), dikutip harian Hurriyet.
Saat itu, kelompok pemberontak Hayat Tahir al-Sham (HTS) menguasai provinsi Hamma dan Aleppo. Hal ini membuka jalan untuk menguasai Damaskus.
Dalam kesempatan tersebut, Erdoğan juga menyampaikan bahwa rakyat Suriah akan menentukan masa depan negaranya.
Ia kemudian meminta pihak-pihak yang bertanggung jawab dan seluruh organisasi internasional untuk mendukung perlindungan integritas wilayah Suriah.
Erdoğan berkata: “Sekarang ada realitas baru dalam politik dan diplomasi di Suriah.
Pemerintahan Bashar al-Assad gagal memahami nilai bantuan yang diberikan oleh Turki.
Erdoğan juga menyebut peningkatan jumlah serangan terhadap warga sipil di Idlib sebagai “titik puncak” peristiwa di Suriah.
“Sebagai warga negara Turki, keinginan kami adalah agar tetangga kami di Suriah segera mendapatkan kembali perdamaian, stabilitas, dan ketenangan yang telah hilang selama 13 tahun,” kata Erdoğan.
Erdoğan juga menyadari keinginan kelompok perlawanan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) untuk memanfaatkan situasi di Suriah. Ia kemudian memperingatkan bahwa pemerintah tidak akan menoleransi tindakan apa pun yang dapat membahayakan keamanan nasional.
PKK disebut memiliki organisasi sayap yang beroperasi di Suriah, yaitu Unit Perlindungan Rakyat (YPG).
Dia mengatakan bahwa Turki ingin melihat Suriah di mana berbagai identitas dapat hidup berdampingan secara damai, dan berharap untuk melihat Suriah dalam waktu dekat.
Suriah sudah cukup menderita akibat perang tersebut, lanjut Erdoğan.
“Rakyat Suriah mempunyai hak atas kebebasan, keamanan dan perdamaian di tanah air mereka,” tambahnya.
Suriah berada di bawah kendali HTS setelah serangan sukses di Damaskus. Dalam kekacauan, Assad dan keluarganya melarikan diri ke Rusia. (adalah / kembali)