Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen bagi pelanggan rumah tangga dengan daya listrik sampai dengan 2.200 volt-ampere (VA).
Kebijakan ini berlaku selama dua bulan, yaitu Januari hingga Februari 2025. Rabat diberikan untuk membantu meringankan beban masyarakat yang akan terkena dampak beban baru di awal tahun 2025; Kenaikan PPN menjadi 12 persen.
Menteri Keuangan Shri Muljani mengatakan penurunan tarif listrik ini dimaksudkan untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah tantangan perekonomian global dan domestik.
“Diberikan selama 2 bulan, Januari-Februari,” kata Sri Muljani saat konferensi pers di Kementerian Koordinator Pembangunan Perekonomian di Jakarta, Senin (16/12).
Sri Muljani mengatakan akan ada 81,4 juta rumah tangga di seluruh Indonesia yang akan menerima diskon ini.
Shri Muljani menegaskan, kebijakan ini memanfaatkan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (NSB) sebagai alat untuk menjamin kesejahteraan masyarakat tetap terjaga.
“Agar perekonomian kita tetap berjalan, meski kita memahami banyak hal yang terjadi di dunia dan di dalam negeri yang masih kita waspadai,” tambahnya.
Selain potongan listrik, pemerintah telah memperkenalkan beberapa insentif lain untuk mendukung kelompok rumah tangga, pekerja dan UKM.
Bantuan pangan rumah tangga berupa beras 10 kilogram per bulan disalurkan pada Januari hingga Februari 2025 kepada 16 juta penerima.
Pemerintah akan memudahkan pekerja yang terkena dampak pemutusan hubungan kerja (EMI) untuk mengakses asuransi pengangguran (EMI).
Sementara untuk UKM, pemerintah telah memperpanjang masa berlaku tarif PPh final sebesar 0,5 persen hingga tahun 2025 dan membebaskan UKM yang omzet tahunannya kurang dari Rp500 juta dari PPh.
(lau/agt)